Kasus Kepsek di Lebak Tampar Siswa Merokok: Kepsek Dinonaktifkan, Disorot DPRD

Wait 5 sec.

Spanduk protes siswa SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten. Foto: Dok. IstimewaInsiden Kepala SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten, yang menampar seorang siswa karena kedapatan merokok memicu gelombang protes dari siswa. Mereka mogok belajar.Tak hanya itu, peristiwa ini juga disorot oleh pemerintah daerah. Peristiwa yang terjadi saat kegiatan sekolah itu menyebabkan ratusan murid mogok, keluarga korban mengancam melapor ke polisi, dan kepala sekolah akhirnya dinonaktifkan sementara sambil proses pemeriksaan berjalan.Berikut rangkuman temuan dan perkembangan kasusnya:Kepsek di Lebak Tampar 1 Siswa yang Merokok, 630 Murid Mogok SekolahInsiden penamparan terjadi pada Jumat (10/10) saat kegiatan sekolah; hari berikutnya, sekitar 630 siswa dari 19 kelas memilih mogok sebagai bentuk protes terhadap tindakan kepala sekolah.Kepala sekolah, Dini Fitria, membenarkan ada aksi mogok dan menyebut telah berkoordinasi dengan wakasek untuk menjaga kondusifitas pembelajaran.“Semuanya sekitar 630 murid. Kami sudah berkoordinasi dengan wakasek agar kegiatan belajar-mengajar (KBM) tetap kondusif, tapi ternyata anak-anak punya cerita sendiri,” ujar Dini Fitria.Foto spanduk protes yang sempat beredar bertuliskan 'Kami Tidak Akan Sekolah Sebelum Kepsek Dilengserkan'.Spanduk itu kemudian dicopot, namun mogok tetap berlangsung. Pemeriksaan internal dan komunikasi antara sekolah, komite, dan orang tua dilaporkan berlangsung menyusul aksi tersebut.Ilustrasi kekerasan di lingkungan pendidikan. Foto: ShutterstockPengakuan Kepala SekolahDini menjelaskan, penamparan itu dilakukan atas rasa kecewanya kepada siswa. “Saya kecewa bukan karena dia merokok, tapi karena tidak jujur. Saya spontan menegur dengan keras, bahkan sempat memukul pelan karena menahan emosi. Tapi saya tegaskan, tidak ada pemukulan keras,” ujar Dini.Sebab, Dini melihat siswa itu lari saat dihampiri."Saya lihat dari jarak 20-30 meter ada asap rokok di tangan itu. Saya panggil dengan suara keras, karena jaraknya cukup jauh, anak itu langsung lari," ucapnya.Pengakuan Siswa yang DitamparSementara siswa yang mengaku menjadi korban, Indra Lutfiana Putra (17), menjelaskan bahwa saat ditegur karena merokok di sekitar lingkungan sekolah, ia sempat membuang rokok namun dituduh berbohong sehingga pemukulan terjadi.Menurut Indra, ia awalnya nongkrong sambil merokok di warung dekat sekolah; ketika ketahuan, ia mengatakan sudah membuang puntung rokok namun diminta mencari kembali oleh kepala sekolah.“Enggak ketemu (puntung rokoknya), lalu kepsek bilang saya bohong," kata Indra."Terus beliau marah, nendang saya di punggung, terus nampol saya di pipi kanan. Kepsek juga bilang goblok, anjing, terus nyuruh saya nyari lagi rokoknya, padahal udah enggak ada,” sambungnya.Indra juga menyebut bahwa perlakuan itu berlangsung di depan guru lain dan membuatnya merasa dipermalukan; pengakuan ini menjadi salah satu pemicu reaksi kuat dari siswa dan orang tua."Beliau masih marah-marah, bilang enggak menghargai dan katanya baru pertama kali marah sampai seperti itu," kata Indra.Orang Tua Tak Terima, Bawa ke Jalur HukumOrang tua Indra tak terima anaknya ditampar dan akan melaporkan kasus ini ke polisi.Ilustrasi pelajar SMA. Foto: Shutter Stock"Saya tidak ikhlas, tidak ridho anak saya ditampar. Pokoknya akan saya bawa ke jalur hukum, karena tidak terima," kata ibunda Indra, Tri Indah Alesti, Senin (13/10).Menurutnya, alasan pihak keluarga melaporkan kepala sekolah ke polisi bertujuan agar tidak ada tindakan semena-mena di dalam lingkungan sekolah."Yah, agar tidak semena-mena aja," ujarnya.Kepsek Dinonaktifkan Pemerintah Banten, pihak SMAN 1 Cimarga, dan Dinas Pendidikan Banten mengambil langkah administratif dengan menonaktifkan kepala sekolah sementara waktu sambil menunggu hasil klarifikasi dan rekomendasi dari pemeriksaan."Itu sedang kita proses untuk dinonaktifkan," ucap Gubernur Banten Andra Soni, Selasa (14/10)."Lebih jelasnya coba nanti ke Pak Sekda atau Dindik," sambungnya.Sementara itu, saat dikonfirmasi terpisah, Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadindikbud) Provinsi Banten Lukman membenarkan pihaknya telah menonaktifkan Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga lantaran tengah menjalani proses pemeriksaan di Badan Kepegawaian Daerah (BKD).Gubernur Banten Andra Soni. Foto: Dok. Istimewa"Kepsek sudah dinonaktifkan sampai proses pemeriksaan oleh BKD selesai," ucap Lukman.Menurutnya, penonaktifan Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga masih bersifat sementara sambil menunggu hasil pemeriksaan yang dilakukan, termasuk menentukan sanksi yang akan diberikan.Anggota DPRD Minta Siswa yang Merokok Diberi SanksiAnggota DPRD Banten dari Fraksi PAN, Dede Rohana Putra menyarankan pemeriksaan yang lebih dalam terkait kasus tersebut. "Memang kekerasan fisik itu tidak pernah dibenarkan dalam hukum kita, akan tetapi pasti ada asap ada api, ada yang melatarbelakangi (penamparan dilakukan). Maka harus dibentuk tim investigasi, harus cross check ke lapangan ini karena apa (penyebabnya)," kata Dede saat dihubungi, Selasa (14/10).Ia juga meminta agar siswa yang kedapatan merokok juga diberi sanksi disipliner, menunjukkan dorongan agar aturan sekolah ditegakkan sekaligus menyeimbangkan perlindungan terhadap pelajar."Kalau seandainya siswa yang bersangkutan itu salah ya harusnya dua-duanya diberikan sanksi. Kalau kepsek diberikan sanksi, ya siswa juga karena merokok di sekolah atau karena melanggar peraturan sekolah ya harus diberi sanksi, siswanya dikeluarkan, dipakai untuk efek jera juga," terangnya.