Presiden AS Donald Trump di KTT Perdamaian Gaza di Mesir/FOTO via Instagram @whitehouseJAKARTA - Kementerian Luar Negeri Iran mengkritik ajakan Presiden AS Donald Trump untuk berdialog. Teheran menuduh Washington melakukan "perilaku bermusuhan dan kriminal" setelah pernyataannya di parlemen Israel tentang kesiapannya untuk mencapai kesepakatan dengan Teheran.Kementerian tersebut mengatakan seruan Trump untuk perdamaian bertentangan dengan tindakannya terhadap Iran."Tuan Trump bisa menjadi Presiden Perdamaian atau Presiden Perang, tetapi dia tidak bisa menjadi keduanya secara bersamaan," kata Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi dalam pernyataan terpisah di X pada Selasa, 14 Oktober dilansir Reuters.Pada Juni, AS bergabung dengan Israel dalam menyerang fasilitas nuklir Iran setelah lima putaran perundingan nuklir tidak langsung dengan Teheran yang terhenti karena isu-isu seperti pengayaan nuklir domestik.Araghchi menegaskan kembali posisinya, Teheran selalu terbuka untuk "keterlibatan diplomatik yang saling menghormati dan menguntungkan." Tuntutan AS agar Teheran menghentikan pengayaan uranium ditolak awal tahun ini sebagai hal "berlebihan dan keterlaluan”. Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei mengatakan masalah Teheran dengan Washington saat ini "tidak dapat diselesaikan" karena pihak lain menginginkan "Iran untuk patuh kepada Amerika." Negara-negara Barat menuduh Iran berupaya mengembangkan senjata nuklir, tetapi Teheran bersikeras program nuklirnya hanya untuk tujuan sipil.