Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. (Foto: Dok. ANTARA)JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadali membuka peluang pemberlakuan skema Domestic Market Obligation (DMO) untuk komoditas minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). Hal ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan CPO untuk penerapan program biodiesel 50 persen atau B50 dan mengurangi impor solar. Dikatakan Bahlil, sejatinya pemerintah memiliki tiga opsi untuk memenuhi kebutuhan CPO yakni memaksimalkan produksi CPO yang ada, pembukaan lahan baru serta mengurangi ekspor CPO Indonesia. "Nah kalau alternatif ketiga yang dipakai, memangkas sebagian ekspor, maka salah satu opsinya, saya ulangi, salah satu opsinya adalah mengatur antara kebutuhan dalam negeri dan luar negeri. Itu di dalamnya adalah salah satu instrumennya DMO," ujar Bahlil, Selasa, 14 Oktober. Dia menambahkan, perhitungan ketiga opsi ini dikarenakan seiring dengan peningkatan konversi biodiesel menjadi 50. Selain itu, kebutuhan CPO juga dipastikan akan mengalami peningkatan dibandingkan sebelumnya. Bahlil menjelaskan, penerapan B50 di tahun 2026 telah diputuskan dalam rapat terbata. Direktorat Jenderal (Ditjen) Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Saat ini sedang melakukan tes. "Sekarang Ibu Prof Eniya sudah menghitung tes mesin, direncanakan semester 2 2026 Itu mulai kita implementasikan," jelas Bahlil. Hal ini sejalan dengan pernyataan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang mengatakan pemerintah akan mengurangi ekspor dalam bentuk crude palm oil (CPO) sebanyak 5,3 juta ton. Hal tersebut disampaikan kepada wartawan usai rapat terbatas (ratas) dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 9 Oktober. Kebijakan tersebut dilakukan untuk ketersediaan bahan campuran biodiesel 50 persen atau B50 pada 2026. Namun, menurut Mentan Amran, hal tersebut masih dinamis mengikuti kondisi pasar melihat kepentingan masyarakat.Jika CPO dunia sedang dalam harga yang baik maka pembatasan tersebut akan diturunkan menjadi B40 kembali.Namun saat harganya turun, kebijakan tersebut akan diberlakukan kembali.Indonesia saat ini mengekspor 26 juta ton CPO per tahun dari total produksi nasional yang berkisar di angka 46 juta ton.