Pemeran utama film Pesugihan Sate Gagak—Yono Bakrie, Ardit Erwandha, Benidictus Siregar (Ivan Two Putra/VOI)JAKARTA - Film Pesugihan Sate Gagak yang diproduksi Cahaya Pictures dan BASE Entertainment berhasil mengocok perut sejak awal, bahkan hanya lewat trailer dan poster yang dirilis baru-baru ini.Tayang perdana di bioskop mulai 13 November mendatang, film komedi horor yang disutradarai Etienne Caesar dan Dono Pradana ini menampilkan tiga pemeran utama—disebut Trio Gagak—yang mengawali karier sebagai komika, yakni Ardit Erwandha, Yono Bakrie, dan Benidictus Siregar.Di samping Trio Gagak, terdapat nama lain yang ikut membintangi film ini, yaitu Yoriko Angeline, Nunung, Arief Didu, dan Firza Valaza. Kehadiran para pemeran yang sebagai besar komedian, disebut membuat suasana syuting begitu menyenangkan.“Film ini dibuat dengan gembira dan syutingnya berjalan dengan sangat menyenangkan,” kata Dono saat konferensi pers di Senayan, Jakarta Pusat, Selasa, 14 Oktober.Kelucuan-kelucuan di lokasi syuting, kata Dono, diharap bisa dihadirkan kembali ke layar lebar. “Dan semoga yang nonton bisa mendapat kebahagiaan yang sama seperti saat kami menggarap film ini. Ya seenggaknya bisa melupakan sejenak persoalannya,” tambahnya.Konferensi pers film Pesugihan Sate Gagak (Ivan Two Putra/VOI) Di samping itu, Aoura Lovenson Chandra selaku produser mengatakan, adegan-adegan lucu yang ditampilkan, digarap dengan serius. Pasalnya, film ini juga ingin membawa sebuah pesan kepada penontonnya.“Kita membuat film ini dengan tujuan menghibur, dan kita serius menggarapnya. Karena kita tidak ingin hanya menghibur, tapi sebagai film yang juga punya nilai yang kuat,” ujar Aoura.Hal ini senada dengan latar belakang tiga karakter utama—Anto (Ardit), Dimas (Yono), dan Indra (Beni)—yang sudah bosan hidup susah. Demi jalan pintas menuju kaya, mereka mencoba ritual pesugihan yang dianggap paling minim risiko: jualan sate daging gagak untuk pelanggan dari dunia lain alias Pesugihan Sate Gagak.“Sebenarnya kami bertiga membawa persoalan masing-masing. Saya ada masalah percintaan, Yono ingin membantu orang tuanya, dan Beni itu terlilit hutang pinjol (pinjaman online),” ucap Ardit.“Lewat persoalan itu, kita seenggaknya membawa pesan-pesan yang relate dengan penonton,” imbuhnya.Adapun, cerita yang ditulis Nugro Agung memang sengaja dibuat dekat dengan realitas kehidupan masyarakat Indonesia. Kemudian, kedua sutradara mengolahnya dengan pendekatan komedi yang bisa diterima oleh banyak orang.“Buat saya pribadi, statement-nya adalah horor ini harus bisa dinikmati oleh berbagai macam kalangan. Jadi, bagaimana caranya supaya semua orang bisa menikmati film ini,” kata Etienne.“Kalau dulu, zaman saya kecil, kita sering ditakut-takuti lewat film horor. Tapi sekarang, saya ingin menghadirkan film komedi-horor yang bisa jadi hiburan dan bisa dinikmati semua orang,” pungkasnya.