Kondisi Halte BNN 1 yang sudah tidak beroperasi pada Senin (13/10/2025). Foto: Abid Raihan/kumparanDi pinggir Jalan MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur tepatnya di dekat kantor BNN, berdiri sebuah halte Transjakarta. Namanya Halte BNN 1 yang sudah lama tidak lagi beroperasi.Halte itu pun tampak terbengkalai saat kumparan menyambanginya, Senin (13/10) pagi. Pelat besi di lantai hingga tangga JPO hilang, menyisakan besi kerangkanya. Kaca-kaca pecah, besi atap halte juga lepas.Gubernur Jakarta, Pramono Anung pernah berencana membongkar halte yang berdiri di atas trotoar ini.“Ya kalau tidak berfungsi ya segera kita bongkar,” ujar dia di kawasan TMII, Jakarta Timur, Minggu (6/7/2025).Tiga bulan berlalu, halte ini masih berdiri tanpa fungsi. Kondisi halte yang terbengkalai pun kini menjadi keresahan warga yang kerap melintas.Kondisi Halte BNN 1 yang sudah tidak beroperasi pada Senin (13/10/2025). Foto: Abid Raihan/kumparanKondisi Halte BNN 1 yang sudah tidak beroperasi pada Senin (13/10/2025). Foto: Abid Raihan/kumparanKondisi Halte BNN 1 yang sudah tidak beroperasi pada Senin (13/10/2025). Foto: Abid Raihan/kumparanKondisi Halte BNN 1 yang sudah tidak beroperasi pada Senin (13/10/2025). Foto: Abid Raihan/kumparanSalah satunya adalah Fatia (23), warga Cililitan yang setiap pagi berjalan kaki melintasi halte itu. Katanya, di malam hari, halte itu seram untuknya. Penerangan minim dan kerap ada orang sedang mabuk-mabukan di sana.“Sepi terus kotor gitu. Apalagi kalau malam, aku malam nggak pernah lewat sini, karena tau bakal seram gini kan. Dulu aku (saat) masih ada halte, itu kan ramai dan terang, jadi aku balik lewat sini kalo malem,” ucap Fatia saat mau berangkat ke kantornya di Sudirman.“Sekarang nggak berani lagi. Apalagi kadang tuh sering ada nggak tau ya, pengemis atau gembel sering di sini gitu,” tambahnya.Fatia pun berharap agar halte ini bisa segera dibongkar. Ia mau agar halte itu dialihfungsikan menjadi trotoar.Warga yang sering lewat Halte BNN 1, Ansel. Foto: Abid Raihan/kumparanWarga yang sering lewat Halte BNN 1, Rian. Foto: Abid Raihan/kumparanWarga yang sering lewat Halte BNN 1, Fatia. Foto: Abid Raihan/kumparan“Kalo bisa ini dibongkar aja, karena sudah nggak berfungsi juga kan. Jadi malah sarang orang nggak bener. Kadang ada miras-miras gitu lho di sini, rokok, apapun itu lah,” ucap Fatia.Sependapat dengan Fatia, Ansel (22) juga menilai halte ini seram saat malam hari. Penerangannya minim dan banyak orang-orang asing nongkrong di sana membuat ia ketakutan.“Kalo menurut saya sendiri sih, sebaiknya dibongkar aja sih karena bisa membuat… mengganggu. Apalagi sering ada orang yang duduk, ya tidur di sini, nggak tau orang asing ya. Tapi kan kita lewat dia ngeganggu ya,” ucap Ansel.Ansel pun juga berharap agar trotoar ini dibongkar saja untuk memugar trotoar bagi pejalan kaki. Ia juga berharap agar penerangan jalan ditambah.“Mending trotoarnya aja sih diperbesar. Sama ditambah pencerahan. Lampu. Biar kita lewat tuh biar nggak gelap gitu. Kadang-kadang kan saya pulang malam nih, dari sini aja, gang kecil nih gelap banget,” ucap Ansel.Sedikit berbeda, Rian (22) berpendapat agar halte ini diperjelas nasibnya. Jika memang mau direnovasi dan beroperasi lagi, maka Pemprov harus segera melakukannya. Namun jika mau dibongkar, Pemprov juga harus segera mengeksekusinya.“(Lebih baik) Dioperasiin lagi. Atau kalo misalkan mau dibongkar ya bongkarnya sekalian biar lebih lega gitu,” ucap Rian.“Dibongkar biar lebih luas lagi, buat pejalan kaki, biar lewat gak mepet-mepet tembok,” tambahnya.Menurut Rian, kondisi terkini halte itu membuat pemandangan di trotoar menjadi kurang elok.“Jangan kayak gini, kan kelihatannya kurang enak dilihat juga,” tutupnya.Sebelumnya, Gubernur Jakarta, Pramono Anung, mengatakan akan segera membongkar halte itu. Pramono menyebut, rencana ini akan dibicarakan dengan PT Transjakarta.“Pasti (dibicarakan), segera kita bongkar,” tegasnya.Adapun Halte BNN yang dimaksud Pramono adalah Halte BNN 1 atau dikenal dengan nama BNN Lama. Kini, kawasan BNN masih memiliki halte Transjakarta yang berada di tengah Jalan MT Haryono dan terintegrasi dengan LRT.