Pengukuhan Dubalang Batang Kuantan Tandai Kolaborasi Adat dan Aparat dalam Gerakan Green Policing

Wait 5 sec.

Gubernur Riau bersama Kapolda dan Pangdam menebar benih ikan di Sungai Batang Kuantan (Ist)KUANTAN SINGINGI — Konsep Green Policing atau pemolisian hijau menjadi sorotan utama dalam pengukuhan 654 Dubalang Batang Kuantan Singingi di Festival Pacu Jalur Taluk Kuantan, Minggu 12 Oktober. Gerakan ini menandai kolaborasi antara aparat keamanan, pemerintah daerah, dan masyarakat adat dalam menjaga lingkungan sekaligus memperkuat ketertiban sosial.Acara yang digelar di Panggung Utama Festival Pacu Jalur itu dipimpin langsung oleh Gubernur Riau Abdul Wahid dan disaksikan ribuan masyarakat Kuansing. Hadir pula Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan, Pangdam XIX/TT Mayjen Agus Hadi Waluyo, Danrem 031/WB Brigjen Jarot Suprihanto, Bupati Kuantan Singingi Suhardiman Amby, serta jajaran Forkopimda, tokoh adat, dan pemuka masyarakat.Ratusan Dubalang berdiri tegap di tengah lapangan dengan pakaian adat Melayu lengkap dan tanjak, menandai kebanggaan mereka sebagai penjaga adat sekaligus pelindung alam Sungai Kuantan dan Sungai Singingi.ubernur Riau Abdul Wahid dalam sambutannya menegaskan bahwa peran Dubalang kini tidak hanya sebatas penjaga adat, melainkan juga garda terdepan dalam melindungi lingkungan. “Dubalang hari ini adalah penjaga alam Sungai Kuantan dan Sungai Singingi. Tidak ada lagi alasan merusak lingkungan dengan dalih mencari nafkah. Tidak ada negosiasi bagi perusak alam,” ujarnya tegas.Wahid menilai pembentukan Dubalang Batang Kuantan Singingi menjadi bagian penting dari sinergi keamanan berbasis kearifan lokal yang menghidupkan kembali nilai budaya Melayu Riau. Kolaborasi antara TNI, Polri, dan masyarakat adat, katanya, adalah bentuk nyata pemolisian yang tidak hanya menjaga manusia, tetapi juga ekosistem tempat mereka hidup.Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan menekankan bahwa semangat Dubalang sejalan dengan program Green Policing yang tengah dikembangkan Polda Riau. Pendekatan ini menempatkan pelestarian lingkungan sebagai bagian integral dari sistem keamanan dan kesejahteraan masyarakat.“Green Policing bukan hanya soal menanam pohon, tapi menanam kesadaran. Dubalang adalah mitra strategis kepolisian untuk menjaga hutan, sungai, dan tanah adat dari kerusakan. Alam yang terjaga berarti ekonomi rakyat berkelanjutan dan keamanan sosial tetap terpelihara,” kata Kapolda.Ia menambahkan, Dubalang akan menjadi ujung tombak sistem keamanan berbasis komunitas yang menekankan tanggung jawab ekologis. Menurutnya, upaya menjaga lingkungan tidak akan berhasil tanpa keterlibatan masyarakat, terutama dalam mencegah penambangan tanpa izin, pembalakan liar, dan pembakaran lahan.Dalam prosesi pengukuhan, Kapolda Riau dan Pangdam XIX Tuanku Tambusai menyerahkan tongkat komando kepada Panglima Dubalang Batang Kuantan, Datuk Toni Werdiansyah. Seremoni ini menjadi simbol tanggung jawab Dubalang dalam menjaga tanah, hutan, dan sungai Kuansing.Usai apel, Gubernur Riau bersama Kapolda dan Pangdam menebar benih ikan di Sungai Batang Kuantan sebagai wujud nyata komitmen terhadap pelestarian ekosistem air — simbol keseimbangan antara keamanan, adat, dan kelestarian alam yang menjadi ruh Green Policing di Tanah Kuantan.