Presiden Zelensky saat bertemu Presiden Trump di sela-sela Sidang Majelis Umum ke-80 PBB. (Twitter/@WhiteHouse)JAKARTA - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan pada Hari Minggu, Ia telah berbicara dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk kedua kalinya dalam dua hari, membahas penguatan pertahanan udara, ketahanan dan kemampuan jarak jauh Kyiv."Kami juga membahas banyak detail terkait sektor energi. Presiden Trump sangat memahami semua yang terjadi. Kami sepakat untuk melanjutkan dialog, dan tim kami sedang melakukan persiapan," kata Presiden Zelensky di X, dikutip dari Reuters 13 Juli.Presiden Zelensky diketahui meminta pasokan rudal Tomahawk guna memaksa Presiden Putin berdamai, saat bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di sela-sela rangkaian Sidang Majelis Umum ke-80 PBB bulan lalu.Setelahnya, Wakil Presiden JD Vandce mengonfirmasi pada 28 September, Negeri Paman Sam sedang mempertimbangkan untuk menyediakan rudal jelajah Tomahawk kepada negara-negara NATO lainnya untuk kemudian ditransfer ke Ukraina. Menurutnya, keputusan akhir mengenai masalah tersebut akan dibuat oleh Presiden Trump.Senin pekan lalu, Presiden Trump mengatakan ingin tahu apa yang direncanakan Ukraina dengan rudal Tomahawk sebelum menyetujui untuk menyediakannya, lantaran tidak ingin meningkatkan eskalasi perang antara Rusia dan Ukraina. Namun, Ia mengatakan telah "membuat keputusan" mengenai hal tersebut.Terpisah, Kremlin pada Hari Minggu mengatakan, Rusia sangat prihatin dengan kemungkinan Negeri Paman Sam memasok rudal Tomahawk ke Ukraina, memperingatkan perang telah mencapai momen dramatis dengan eskalasi dari semua pihak.Rudal Tomahawk memiliki jangkauan 2.500 km (1.550 mil), yang berarti Ukraina dapat menggunakannya untuk serangan jarak jauh jauh di dalam wilayah Rusia, termasuk Moskow. Beberapa varian Tomahawk yang sudah pensiun dapat membawa hulu ledak nuklir, menurut Layanan Riset Kongres AS."Topik Tomahawk sangat memprihatinkan," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada reporter televisi pemerintah Rusia Pavel Zarubin dalam pernyataan yang dipublikasikan pada Hari Minggu. "Sekarang benar-benar momen yang sangat dramatis mengingat ketegangan meningkat dari semua pihak," tandasnya.Peskov mengatakan, jika Tomahawk diluncurkan ke Rusia, Moskow harus memperhitungkan bahwa beberapa versi rudal tersebut dapat membawa hulu ledak nuklir."Bayangkan saja: sebuah rudal jarak jauh diluncurkan dan sedang terbang dan kita tahu bahwa itu bisa saja nuklir. Apa yang seharusnya dipikirkan Federasi Rusia? Bagaimana seharusnya Rusia bereaksi? Para pakar militer di luar negeri harus memahami hal ini," kata Peskov memperingatkan.Perang di Ukraina, yang paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia Kedua, telah memicu konfrontasi terbesar antara Rusia dan Barat sejak Krisis Rudal Kuba pada tahun 1962, dan para pejabat Rusia mengatakan mereka sekarang berada dalam konflik "panas" dengan Barat.