Menperin Buka Peluang Investasi China di Hilirisasi Industri Kimia RI

Wait 5 sec.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat melakukan pertemuan dengan jajaran Beiken Energy Group Co., Ltd. di Shanghai, China, Jumat (10/10/2025). Foto: KemenperinMenteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita membuka peluang adanya investasi dari China ke industri kimia Indonesia, setelah melakukan pertemuan dengan perusahaan energi asal China, Beiken Energy Group Co., Ltd di Shanghai, Tiongkok, Jumat (10/10).Pertemuan tersebut digelar untuk menjalin kolaborasi strategis Beiken dalam pengembangan proyek Coal to Chemical. Tujuannya untuk memperkuat rantai pasok industri kimia nasional melalui pemanfaatan batu bara sebagai bahan baku industri petrokimia bernilai tambah tinggi.“Kolaborasi dengan Beiken Energy diharapkan mampu mempercepat hilirisasi industri kimia, memperkuat rantai pasok nasional, serta meningkatkan substitusi impor bahan baku kimia,” ujar Agus dalam keterangannya, Minggu (12/10).Agus menyoroti potensi besar Indonesia dalam pengembangan industri Coal to Chemical, khususnya untuk menghasilkan produk turunan seperti methanol, olefin, propylene, polyolefin, BDO, dan bahan kimia lanjutan lainnya.Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat melakukan pertemuan dengan jajaran Beiken Energy Group Co., Ltd. di Shanghai, China, Jumat (10/10/2025). Foto: KemenperinBeiken berencana mengembangkan proyek Coal to Chemical, khususnya di bidang gasifikasi batu bara kalori rendah. Terlebih Beiken juga dikenal dengan teknologi unggulannya adalah gasifikasi batu bara, yang mampu mengubah batu bara menjadi bahan kimia bernilai tinggi seperti polyolefin dan BDO (1,4-Butanediol).Teknologi ini dinilai bisa menjadi solusi bagi Indonesia yang ingin beralih dari industri batu bara berbasis karbonisasi menuju industri kimia bernilai tambah. Agus menilai teknologi milik Beiken bisa dimanfaatkan untuk memperkuat hilirisasi industri kimia nasional.“Teknologi Beiken dapat mengoptimalkan pemrosesan batu bara kalori rendah menjadi bahan kimia bernilai tambah. Ini sejalan dengan agenda hilirisasi nasional untuk memperkuat struktur industri kimia dasar dan mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku impor,” ujar Agus.Agus melihat pengembangan Coal to Chemical menjadi bagian penting dalam strategi industrialisasi Indonesia yang berfokus pada peningkatan value creation dan efisiensi rantai pasok dan meningkatkan kapasitas industri kimia nasional, termasuk produksi methanol, olefin, propylene, dan produk petrokimia lainnya.“Dengan dukungan mitra strategis seperti Beiken Energy, kami optimistis pengembangan proyek Coal to Chemical dapat mempercepat terbentuknya ekosistem industri kimia yang tangguh, efisien, dan berdaya saing global,” tutup Agus.