BGN Sebut Kehadiran Susu di Program MBG Berbasis Kajian Ilmiah

Wait 5 sec.

Seorang siswa SD mengonsumsi susu segar hasil produksi peternak lokal dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Cimahi, Jabar. (Foto: Dok. ANTARA)JAKARTA - Badan Gizi Nasional (BGN) menegaskan kehadiran susu dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bukanlah keputusan spontan, melainkan hasil kajian ilmiah berbasis bukti. Unsur susu dinilai menjadi salah satu kunci penting dalam memastikan pertumbuhan anak Indonesia. Hal ini disampaikan Tim Pakar Bidang Susu Badan Gizi Nasional (BGN) sekaligus Guru Besar Ilmu dan Teknologi Susu, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB) Epi Taufik. “Kehadiran susu dalam MBG bukan keputusan spontan, melainkan hasil dari kajian ilmiah dan kebijakan berbasis bukti,” katanya dalam keterangan resmi, Minggu, 12 Oktober. Menurut Epi, dalam semua panduan makan (dietary guidance) di beberapa negara seperti Malaysia, Jepang, China, termasuk panduan gizi seimbang yang dikenal dengan Isi Piringku dari Kemenkes RI dan prinsip B2SA (beragam, bergizi, seimbang dan aman) dari Bapanas RI, semuanya memasukkan susu (dairy) sebagai bagian penting. “Susu merupakan paket gizi lengkap yang mengandung 13 zat gizi esensial, seperti protein, kalsium, dan vitamin D. Kandungan ini sangat penting bagi anak usia sekolah untuk mendukung pertumbuhan tulang, perkembangan otak, dan imunitas tubuh,” tutur Epi. Menurut Epi, masa usia 9 sampai dengan 12 tahun adalah periode peak growth velocity, di mana anak-anak mengalami percepatan pertumbuhan tinggi badan dan peningkatan kebutuhan energi. “Kandungan kalsium dari makanan harian biasanya baru memenuhi 7–12 persen dari kebutuhan harian. Tambahan dari susu membantu menutup kekurangan itu agar pertumbuhan anak optimal,” jelasnya. Sementara itu, Kepala Biro Hukum dan Humas BGN, Khairul Hidayati menegaskan MBG tidak hanya berdampak pada gizi anak, tapi juga memberikan efek ekonomi berantai. Dengan ketentuan minimal 20 persen kandungan susu segar dalam setiap produk MBG, sambung Hida, program ini membuka pasar luas bagi peternak rakyat di seluruh Indonesia. “Susu dalam MBG bukan hanya menyehatkan anak-anak, tapi juga menghidupkan ekonomi desa. Peternak lokal kini memiliki pasar yang stabil dan berkelanjutan,” tutur Hida. Menurut Hida, program ini merupakan bentuk nyata pelaksanaan dari 8 Program Hasil Terbaik Cepat pemerintahan Prabowo-Gibran, yang salah satunya adalah pemberian makan siang dan susu gratis bagi anak sekolah dan santri. “MBG bukan sekadar program gizi, tapi wujud nyata janji pemerintah untuk membangun generasi Indonesia yang sehat, kuat, dan cerdas. Setiap gelas susu yang diminum anak-anak sekolah adalah investasi masa depan bangsa,” ujar Hida.Hida bilang, BGN terus memastikan pelaksanaan MBG dijalankan dengan prinsip gizi seimbang, transparansi, dan pemberdayaan ekonomi lokal.Selain mendukung penurunan angka stunting, MBG juga diharapkan menumbuhkan kesadaran pentingnya pola makan sehat berbasis pangan lokal.“Susu dalam MBG adalah simbol sederhana dari perubahan besar dari kebijakan gizi menjadi gerakan nasional untuk mencerdaskan bangsa,” ujar Hida.