Nasi Megono dan Lopis Krapyak Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Takbenda Nasional

Wait 5 sec.

Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid saat membuka acara festival lopis raksasa di Kelurahan Krapyak, Kota Pekalongan, belum lama ini. (ANTARA)JAKARTA - Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) resmi mengukuhkan dua kuliner khas asal Kota Pekalongan, Jawa Tengah Nasi Megono dan Lopis Krapyak sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) tingkat nasional.Penetapan ini menjadi pengakuan penting atas kekayaan cita rasa dan tradisi kuliner masyarakat Pekalongan yang terus dilestarikan lintas generasi.Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Dinparbudpora) Kota Pekalongan, Sabaryo Pramono, menjelaskan bahwa pengakuan ini tidak datang secara instan."Prosesnya sudah dimulai sejak 2023. Saat itu belum lolos karena ada kekurangan pada kajian ilmiah, tetapi setelah dilengkapi pada 2024 dan diajukan kembali pada 8 Oktober 2025, dua usulan kami mendapat pengakuan secara nasional," katanya.Menurut Sabaryo, penetapan sebagai WBTb membutuhkan proses kajian mendalam. Setiap karya budaya baik berupa makanan tradisional, kesenian, maupun praktik budaya lainnya harus memenuhi sejumlah kriteria, termasuk keberadaan pelestari atau maestro kuliner, dokumentasi video, serta rencana pengembangan yang menjamin kelestarian jangka panjang.Salah satu contoh pelestarian tersebut terlihat pada Nasi Megono, hidangan khas yang menjadi ikon Kota Batik itu. Hidangan berbahan dasar nangka muda ini tidak hanya dikenal karena rasanya yang gurih pedas, tetapi juga karena memiliki filosofi kebersamaan dan gotong royong dalam tradisi makan masyarakat Pekalongan.Sabaryo menuturkan bahwa salah satu tokoh penting dalam menjaga eksistensi Megono adalah pemilik Rumah Makan Mas Duki, yang turut berinovasi dengan menghadirkan Megono Kaleng bekerja sama dengan Pemerintah Kota Pekalongan."Kalau Megono asli biasanya cuma tahan dari pagi sampai sore. Akan tetapi, Megono Kaleng ini bisa dibawa bepergian dan tetap tahan lama, ini bagian dari inovasi pelestarian," katanya.Selain lebih praktis, inovasi tersebut memungkinkan Megono dinikmati wisatawan dari luar daerah dan bahkan menjadi oleh-oleh khas Pekalongan yang membawa cita rasa lokal ke berbagai penjuru Indonesia.Sabaryo juga menambahkan bahwa Nasi Megono Pekalongan memiliki keunikan tersendiri dibandingkan daerah sekitar seperti Kabupaten Pekalongan dan Batang."Akan tetapi dari hasil kajian, kami punya keunggulan pada bumbunya karena menggunakan tambahan kecombrang. Itu membuat cita rasa Megono Kota Pekalongan lebih khas dan nikmat," katanya.Begitu pula dengan Lopis Krapyak, jajanan manis yang biasanya hadir dalam perayaan Syawalan. Kini, Lopis tidak hanya disajikan pada momen tertentu, tetapi juga menjadi bagian dari geliat ekonomi kuliner masyarakat sehari-hari."Pengakuan ini menjadi modal besar untuk mengembangkan dan memasarkan kuliner khas kita. Sekarang Lopis Krapyak pun tidak hanya bisa dinikmati saat Syawalan, tetapi sudah banyak dijual di daerah ini," katanya.Melalui penetapan ini, dua kuliner tradisional tersebut bukan hanya menjadi simbol identitas budaya masyarakat Pekalongan, tetapi juga membuka peluang baru bagi pengembangan pariwisata kuliner lokal.