Tenda pengungsian di Gaza/DOK FOTO UN NewsJAKARTA - Hamas menuduh rezim Israel mempermainkan daftar tahanan Palestina dan menghindari pelaksanaan ketentuan perjanjian gencatan senjata, meskipun sebelumnya telah berkomitmen kepada para mediator internasional.Dalam wawancara dengan Al Jazeera yang berada di Qatar, anggota biro politik Hamas, Ghazi Hamad memperingatkan rezim Israel menunjukkan perilaku yang sama seperti para mediator internasional, termasuk Amerika Serikat.Mengacu pada pertemuan yang akan datang di Sharm el-Sheikh, Hamad menyatakan Hamas berharap forum tersebut akan memastikan pelaksanaan perjanjian sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati.Hamad menekankan Israel telah memanipulasi daftar tahanan dan mencoba menghapus beberapa nama yang seharusnya dibebaskan. Tindakan ini disebutnya sebagai pelanggaran nyata terhadap perjanjian yang dibuat melalui mediasi internasional.Dia juga memperingatkan kabinet kepala otoritas Israel, Benjamin Netanyahu, terus mengancam akan melanjutkan perang melawan Gaza.Karena itu, pihaknya menyerukan tekanan komunitas internasional dan negara-negara Arab untuk mencegah Israel kembali menyerang Gaza dan memaksa rezim tersebut melaksanakan isi perjanjian.Anggota Hamas itu menekankan jaminan internasional yang sah diperlukan guna menegakkan gencatan senjata secara menyeluruh serta membuka jalan untuk diakhirinya pendudukan dan pemenuhan hak-hak sah bangsa Palestina.Terkait pelaksanaan perjanjian gencatan senjata, Hamad menuturkan perbedaan utama yang masih terjadi saat ini berkaitan dengan manipulasi daftar tahanan oleh Israel.“Rezim Israel bahkan tidak jujur kepada para mediator, termasuk Amerika,” tegasnya. Hamas, dengan koordinasi penuh dengan mediator dari Mesir, Qatar, Turki, dan Komite Palang Merah Internasional, untuk memastikan pelaksanaan perjanjian secara tepat, yang mencakup pertukaran tahanan, penghentian agresi, dan penarikan militer Israel dari Gaza.Rezim Israel memulai perang terhadap Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023 dengan dua tujuan utama, yakni menghancurkan gerakan Hamas dan membebaskan para tahanan Israel yang berada di wilayah tersebut.Namun, Israel gagal mencapai kedua tujuan tersebut dan terpaksa untuk menyetujui kesepakatan pertukaran tahanan dengan Hamas.Adapun pada 9 Oktober, Hamas secara resmi mengumumkan kesepakatan telah dicapai untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza dan melakukan pertukaran tahanan. Militer Israel pun secara resmi mengumumkan penerapan gencatan senjata.