Kondisi warga Gaza/DOK UNJAKARTA - Para pejuang Hamas memperkuat cengkeraman mereka di Gaza setelah mengeksekusi mati sejumlah orang di depan publik. Hamas menentang pernyataan Israel yang menyebut perang tidak dapat berakhir di bawah rencana Presiden AS Donald Trump sampai para militan dilucuti senjatanya.Para pejuang Hamas mengeksekusi orang-orang yang mereka tuduh bekerja sama dengan pasukan Israel. Dalam video yang beredar Senin malam, para pejuang Hamas menyeret tujuh orang ke dalam lingkaran orang-orang di Kota Gaza, memaksa mereka berlutut, dan menembak mereka dari belakang. Dilansir Reuters, Selasa, 14 Oktober, sumber Hamas mengonfirmasi keaslian video tersebut.Warga Gaza mengatakan para pejuang semakin terlihat pada Selasa, dikerahkan di sepanjang rute yang dibutuhkan untuk pengiriman bantuan. Sumber keamanan Palestina mengatakan puluhan orang tewas dalam bentrokan antara pejuang Hamas dan musuh bebuyutannya dalam beberapa hari terakhir.Meskipun pasukan Israel telah ditarik dari wilayah perkotaan di Gaza berdasarkan gencatan senjata yang dimulai pekan lalu, tembakan pesawat tak berawak (drone) menewaskan lima orang saat mereka pergi untuk memeriksa rumah-rumah di pinggiran timur Kota Gaza.Serangan udara menewaskan satu orang dan melukai satu lainnya di dekat Khan Younis, kata otoritas kesehatan Gaza.Hamas menuduh Israel melanggar gencatan senjata. Sementara militer Israel menembaki orang-orang yang melintasi garis gencatan senjata dan mendekati pasukannya setelah mengabaikan seruan untuk kembali mundur. Kembalinya kekuasaan Hamas di Gaza dan berlanjutnya gelombang kekerasan menggarisbawahi rintangan berat yang dihadapi upaya untuk mengarahkan rencana gencatan senjata Trump menuju resolusi konflik jangka panjang.Meskipun Trump mengumumkan "fajar bersejarah Timur Tengah yang baru" kepada parlemen Israel pada Senin, beberapa elemen tersulit dari rencananya belum dinegosiasikan untuk menyelesaikan masalah yang menghancurkan upaya sebelumnya untuk mengakhiri perang.Pasukan Israel masih bertahan di sebagian besar Gaza setelah sebagiannya mundur dari wilayah yang kecil dan padat penduduk itu. Peningkatan pengiriman bantuan yang dijanjikan belum terwujud bagi populasi 2,2 juta orang, banyak yang menghadapi kelaparan.KTT yang diselenggarakan bersama oleh Trump di Mesir pada Senin berakhir tanpa pengumuman publik tentang kemajuan besar dalam pembentukan pasukan militer internasional untuk Gaza, atau badan pemerintahan baru. Sisa-sisa jenazah setidaknya 23 sandera masih berada di Gaza.