Kilang Pertamina Bakal Kembali Kurangi Kandungan Sulfur di BBM Mulai 2027

Wait 5 sec.

Unit Treated Distillate Hydro Treating (TDHT) RU IV Kilang Cilacap yang memproduksi bahan bakar nabati seperti biosolar dan Sustainable Aviation Fuel (SAF). Foto: Dok. KPIPT Kilang Pertamina Internasional (KPI) menargetkan pengurangan kandungan sulfur pada produksi bahan bakar minyak (BBM) kembali dilakukan pada tahun 2027.VP Process & Facility KPI, Edy Januari Utama, mengatakan peta jalan pengembangan kilang akan dilakukan dengan beberapa kategori. Pertama yakni memenuhi batasan spesifikasi, salah satunya kandungan sulfur.Edy mencontohkan, kadar sulfur pada produk diesel Pertamina awalnya sebesar 3.500 part per million (ppm), kemudian dikurangi menjadi 2.500 dan 2.000 ppm pada produk Biosolar."Kadar sulfurnya selalu dikurangi menjadi lebih baik lagi. Di masa lalu, sulfur content di diesel itu 3.500. Nah saat ini spek yang berlaku saat ini itu di 2.500 serta 2.000," jelasnya saat ditemui di Kilang Cilacap, dikutip Minggu (19/10).Edy menargetkan pada tahun 2027, kandungan sulfur pada produk BBM yang dihasilkan kilang Pertamina akan terus dikurangi. Dia menyebutkan beberapa proyek yang sudah disiapkan."Ke depan nanti sejak tahun 2027 itu akan dikurangi lagi. Maka ada beberapa proyek yang akan dilaksanakan untuk memenuhi hal tersebut," ungkap Edy.Petugas melakukan pengujian sampel produk BBM rendah sulfur di Laboratorium Kilang Pertamina Internasional Unit Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (25/9/2025). Foto: Dedhez Anggara/Antara FotoAdapun Pertamina baru saja meluncurkan produk Diesel X melalui unit Gas Oil Hydrotreater di Kilang Balongan. Edy mengungkapkan, perusahaan tengah merencanakan unit yang sama untuk produk gasoline alias bensin."Masih dalam tahapan perencanaan itu misalnya Diesel Hydrotreater, kemudian GSH, Gasoline Selected Hydrotreater," imbuh Edy.Selain proyek pengurangan sulfur pada produk, Edy menjelaskan KPI sudah melaksanakan berbagai inisiatif produksi bahan bakar hijau, misalnya unit Treated Distillate Hydrotreating (TDHT) pada Kilang Cilacap yang memproduksi Sustainable Aviation Fuel (SAF).Selain SAF, unit tersebut juga memproduksi hydrotreated vegetable oil (HVO) menjadi produk Pertamina Renewable Diesel dengan kandungan biofuel sebesar 100 persen (D100). Teknologi ini akan direplikasikan di kilang Pertamina lainnya."Ke depan kita juga merencanakan untuk mereplikasi unit yang sama di refinery unit yang lain, sehingga kapasitasnya nanti bisa mensupport untuk pemenuhan mandat dari regulator, dari pemerintah," jelas Edy.Sebelumnya, Kilang Balongan memproduksi Diesel X yang merupakan produk BBM berkualitas tinggi dengan kandungan rendah sulfur di bawah 10 ppm standar Euro 5 melalui unit Hydrotreater berkapasitas 32 MBSD dan dapat dioperasikan dengan tiga metode operasi untuk menghasilkan gasoil series.Diesel X yang dihasilkan dari Kilang Balongan memiliki kandungan rendah sulfur < 10 ppm. Saat ini kapasitas Kilang Balongan untuk memproduksi Diesel X mencapai 200 ribu barrel per bulan.Kementerian ESDM menargetkan seluruh Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tersedia di Indonesia harus memiliki kandungan sulfur yang rendah.