Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. (Wikimedia Commons/MONUSCO Photos)JAKARTA - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan Sudan sudah terlalu menderita dan menyerukan gencatan senjata segera, saat serangan berulang di selatan wilayah negara itu menewakan lebih dari 100 orang pekan lalu.Dalam unggahannya di media sosial X Tedros Adhanom Ghebreyesus menuliskan, "serangan berulang di Negara Bagian Kordofan Selatan yang menghantam taman kanak-kanak dan Rumah Sakit Pedesaan Kalogi di dekatnya menewaskan 114 orang, termasuk 63 anak-anak, dan melukai 35 orang, menurut sistem pemantauan Serangan Terhadap Layanan Kesehatan WHO.""Para penyintas serangan 4 Desember telah dipindahkan ke Rumah Sakit Abu Jebaiha, di Kordofan Selatan untuk perawatan, dan panggilan darurat sedang dilakukan untuk donor darah dan dukungan medis lainnya," cuitnya di X seperti dikutip (8/12).Dalam unggahannya Tedros kembali menyoroti serangan yang mengarah kepada paramedis responden yang tengah mencoba memindahkan korban luka dari taman kanak-kanak ke rumah sakit."WHO menyesalkan serangan tak berperikemanusiaan ini terhadap warga sipil dan fasilitas kesehatan, dan kembali menyerukan diakhirinya kekerasan, dan peningkatan akses terhadap bantuan kemanusiaan, termasuk kesehatan," ujarnya."Rakyat Sudan telah terlalu menderita. Gencatan senjata sekarang!" seru Tedros.Repeated strikes in #Sudan’s South Kordofan state hit a kindergarten and, at least three times, the nearby Kalogi Rural Hospital, killing 114 people, including 63 children, and injuring 35 people, according to @WHO’s Attacks on Health Care monitoring system. Survivors from the… pic.twitter.com/hYySZKx10j— Tedros Adhanom Ghebreyesus (@DrTedros) December 8, 2025Sementara itu, pejabat setempat Essam al-Din al-Sayed, kepala unit administrasi Kalogi, mengatakan kepada AFP, serangan pesawat tak berawak paramiliter pada hari Kamis di kota yang dikuasai tentara tersebut menghantam "pertama sebuah taman kanak-kanak, kemudian sebuah rumah sakit, dan yang ketiga kalinya ketika orang-orang berusaha menyelamatkan anak-anak," seperti melansir Al Arabiya dari AFP.Sejak April 2023, tentara reguler Sudan dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) terlibat dalam konflik yang telah menewaskan puluhan ribu orang dan membuat hampir 12 juta orang mengungsi.Setelah merebut El-Fasher pada akhir Oktober - benteng terakhir tentara di Sudan barat - RSF telah bergerak ke arah timur menuju wilayah Kordofan yang kaya minyak, yang terbagi menjadi tiga negara bagian.Meskipun WHO menghitung dan memverifikasi serangan terhadap layanan kesehatan, WHO tidak menyalahkan pihak mana pun karena bukan badan investigasi.WHO menyatakan, fasilitas layanan kesehatan dan pasien menjadi sasaran dalam serangan yang terjadi antara pukul 06.00 hingga 12.00 waktu setempat.Catatan insiden tersebut mencakup kekerasan dengan senjata berat, hambatan terhadap pemberian layanan kesehatan, dan "Kekerasan psikologis/ancaman kekerasan/intimidasi."Secara total, WHO telah mencatat 63 serangan terhadap layanan kesehatan di Sudan tahun ini, yang mengakibatkan 1.611 kematian dan 259 cedera.Dari serangan tersebut, 52 serangan berdampak pada personel, 45 serangan berdampak pada fasilitas, dan 32 serangan berdampak pada pasien.