Pilu Keluarga Korban Kebakaran Gedung Terra Drone

Wait 5 sec.

Isak tangis keluarga korban kebakaran Terra Drone di depan gedung DVI RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (9/12/2025). Foto: Nasywa Athifah/kumparanDuka tak terbendung, terlihat jelas dari raut wajah sanak keluarga korban kebakaran Gedung Terra Drone, Jakarta Pusat, Selasa (9/12) malam. Suasana duka itu menyelimuti area depan Gedung Disaster Victim Identification (DVI) RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.Lokasi itu tampak ramai oleh keluarga korban kebakaran Gedung Terra Drone yang datang untuk mencari informasi mengenai anggota keluarga mereka.Sebagian keluarga sudah berada di dalam gedung yang dijaga petugas keamanan. Namun, pantauan kumparan pada pukul 17.58 WIB kemarin, menunjukkan masih ada beberapa keluarga yang menunggu di depan gedung.Beberapa di antaranya terlihat menangis, dengan mata sembab, dan saling berbincang. Ada juga yang sempat pingsan saat tiba di RS Polri untuk mencari tahu keberadaan anggota keluarganya.Tak lama kemudian, mereka masuk ke dalam gedung DVI. Dari balik pintu kaca, tampak sejumlah orang duduk mengemper di lantai, menunggu proses selanjutnya dari pihak rumah sakit.Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Kramat Jati, Brigjen Prima Heru Yulihartono, meminta keluarga yang mencari informasi untuk melapor ke lokasi yang telah disiapkan.“Adapun keluarga yang merasa kehilangan keluarga, bisa melapor ke Rumah Sakit Bhayangkara tingkat satu Pusdokkes Polri di gedung DVI, yaitu sebelah kantinnya Rumah Sakit Bhayangkara tingkat Satu Pusdokkes Polri,” ujar Prima di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (9/12).Ibu Hamil yang Jadi Korban TewasIsak tangis suami dari N, ibu hamil, yang menjadi korban kebakaran Terra Drone, di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (9/12/2025). Foto: Nasywa Athifah/kumparanDi antara kerumunan keluarga yang mencari kabar, Prasetyo berdiri dengan tatapan nanar. Ia adalah sepupu dari Novia, perempuan berusia 25 tahun yang menjadi salah satu korban kebakaran di gedung Terra Drone.Dengan suara merendah, Prasetyo menceritakan kabar duka diterimanya lewat telepon dari pihak keluarga yang membuatnya terhenyak. Saat itu, Prasetyo tengah berada dalam perjalanan."Tadi itu lagi di jalan, kayaknya jam habis asar, ya. Jam 3-an lah," ujar dia kepada wartawan, kemarin."Ditelepon mertua, ditelepon dapat kabar dari suaminya korban. Kalau suaminya dapat kabar dari mana saya enggak tahu," jelasnya.Kini, Prasetyo tengah mendampingi suami dan mertua Novia di RS Polri. Kehilangan Novia menyisakan pilu mendalam bagi keluarga. Pasalnya, Novia yang tengah hamil tua itu menanti kelahiran anak pertamanya pada Januari mendatang."Udah tua, ya [usia kandungannya]. Kemungkinan Januari itu udah mau, udah HPL-nya, ya," ucap Prasetyo.Momen doa bersama keluarga Novia, ibu hamil yang menjadi korban kebakaran Terra Drone, di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (9/12/2025). Foto: Nasywa Athifah/kumparanMeski tengah hamil besar, Novia ternyata masih bekerja seperti biasa di Terra Drone. Prasetyo menyebut, sepupunya itu terjebak di lantai 5 gedung saat kebakaran terjadi.Novia sempat berupaya turun ke bawah untuk menyelamatkan diri. Namun, ia kembali ke lantai 5 lantaran asap yang makin pekat."Di lantai 5, mau turun ke lantai 1 karena api sudah berasap, balik lagi ke lantai 5 dan terjebak di situ," tutur Prasetyo."Dari kondisinya, sih, alhamdulillah aman, ya, maksudnya masih utuh. Mungkin [kehabisan] oksigen," imbuhnya.Di tengah kebingungan dan kesedihan itu, keluarga masih menunggu proses identifikasi di Instalasi Forensik RS Polri sebelum membawa Novia untuk dimakamkan di Lampung, kampung halamannya."Tadi, sih, dapat kabar barusan memang mau direncanain mau dimakamin di Lampung. Mungkin besok kali, ya, kemungkinannya," kata Prasetyo.Asyifa Si Jago Admin Turut Jadi KorbanSuhendi, paman dari Asyifa, salah satu korban kebakaran Gedung Terra Drone, saat ditemui di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (9/12/2025). Foto: Nasywa Athifah/kumparanPaman dari Asyifa, Suhendi, tak menyangka keponakannya menjadi salah satu korban yang meninggal dunia imbas kebakaran gedung Terra Drone.Suhendi bercerita, awalnya ia menerima kabar adanya musibah kecelakaan dari orang tua Asyifa. Saat itu, ia mengira keponakannya mengalami kecelakaan sepeda motor."[Terima informasi] tadi jam 3, ayahnya telepon. Ngabarin musibah, saya pikir kecelakaan motor, dia kan naik motor. Begitu saya telepon balik, [ternyata] kecelakaan kebakaran," ujar Suhendi kepada wartawan, di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, kemarin."Saya enggak tahu ada kebakaran di sini [Gedung Terra Drone], kan. Ternyata anak saya, saya teleponin semua, carilah di YouTube, di ini, benar, [kemudian] saya sebar ke keluarga semua, kan," jelas dia.Setelah menerima kabar itu, Suhendi pun langsung bertolak menuju Gedung Disaster Victim Identification (DVI) RS Polri Karamat Jati, Jakarta Timur.Garis polisi terpasang di Gedung Terra Drone, Jakarta, Selasa (9/12/2025). Foto: Rachmadi Rasyad/kumparanIa pun mengenang Asyifa sebagai sosok yang rajin dan cerdas, khususnya dalam mengelola urusan administrasi perkantoran. Saat itu, Asyifa sempat membantu di perusahaan miliknya hingga lulus."Itu kan anak saya, ya, jadi ponakan itu anak. Ya dulu kuliah bantu perusahaan saya, bantu admin lah. Sampai dia lulus, setahun yang lalu kan," tutur dia."Beliau itu, almarhum jago adminnya. Pajaknya jago, andalan saya dulu. Makanya cepat bisa diterima, orang admin," imbuhnya.Setelah lulus, kata Suhendi, Asyifa pun dipersilakan untuk mencari kerja di tempat lain. Anak kedua dari tiga bersaudara itu kemudian memilih untuk melamar kerja di Terra Drone."Setelah wisuda baru ngelamar ke sini [Terra Drone]. Kerja di sini kurang lebih hampir 2 tahun, ya," kata Suhendi."Karena semenjak setelah wisuda tahun, dia kan kelahiran [tahun] 2000, ya, jadi kira-kira sekitar setahun setengah lah kerja di sini," terangnya.Polisi Buka PoskoKapolres Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo, Jumat (27/12). Foto: Abid Raihan/kumparanPolres Jakarta Pusat (Jakpus) membuka posko aduan bagi keluarga karyawan Terra Drone."Membuka posko di lokasi (gedung Terra Drone) bagi keluarga korban yang karyawan dari Terra Drone ini, yang belum kembali dan belum ada kabar ke keluarganya," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Susatyo Purnomo Condro, kemarin.Posko tersebut didirikan di lokasi kejadian dan RS Polri Kramat Jati, di mana seluruh korban dievakuasi.Posko itu bisa didatangi untuk mengetahui nasib keluarga mereka. Keluarga juga bisa melapor bila anggotanya diduga terjebak di dalam gedung dan menjadi korban kebakaran.