Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di kantornya, Jakarta, Kamis (11/12/2025). Foto: Muhammad Fhandra Hardiyon/kumparanMenteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan sebanyak 112.551 unit rumah terdampak akibat bencana di Sumatera.Data tersebut disampaikan berdasarkan hasil pemetaan terkini yang dilakukan pemerintah pusat bersama Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) serta pemerintah daerah."Secara umum beliau dan teman-teman PKP juga sudah melakukan mapping secara langsung dan terus di-update sekali lagi, tidak berhenti di sini. Itu kurang lebih ada 112 ribu unit rumah yang terdampak di tiga provinsi, baik yang statusnya rusak ringan, rusak sedang, rusak berat maupun hanyut," kata AHY di kantornya, Jakarta, Kamis (11/12).Dalam paparan data per 10 Desember 2025 pukul 17.00 WIB, tercatat Provinsi Aceh menjadi wilayah dengan kerusakan terbesar, yaitu 74.942 unit rumah terdampak, dengan rincian rumah rusak ringan 26.490 unit, rusak sedang 14.974 unit, dan rusak berat 32.050 unit, dan rumah hanyut ada 1.428 unit.Kemudian Provinsi Sumatera Utara total 28.622 rumah terdampak dengan rincian rusak ringan 19.528 unit, rusak sedang 3.895 unit, rusak berat 4.277 unit, dan hanyut 922 unit.Lalu Provinsi Sumatera Barat total 8.987 rumah terdampak dengan rincian 5.435 unit rumah rusak ringan, 1.113 unit rumah rusak sedang, 1.753 unit rusak berat, dan 686 rumah hanyut.Menteri PKP Maruarar Sirait menyebut data kerusakan masih terus berkembang dan sangat dinamis. Ia mengeklaim koordinasi lintas lembaga dilakukan intensif untuk memastikan penanganan berjalan cepat dan tepat sasaran.Ara mengaku telah melakukan identifikasi potensi lahan untuk relokasi rumah korban terdampak di tiga provinsi, masing-masing delapan lokasi di Aceh, delapan lokasi di Sumatera Utara, dan lima lokasi di Sumatera Barat. Dia bakal menganalisis dua jenis hunian tetap yakni RISHA dan Bata Interlock.Gajah Sumatera jinak yang ditunggangi mahout bersama petugas BKSDA Aceh dan personel Polri membersihkan puing kayu yang menutupi jalan dan permukiman warga akibat bencana alam di Desa Meunasah Bie, Pidie Jaya, Aceh, Senin (8/12/2025). Foto: Irwansyah Putra/ANTARA FOTO"Jadi dari sekarang kami sampaikan tentu nanti pertimbangan-pertimbangannya nomor satu pasti keamanan, jadi keamanan pasti geologis ya, soal pertanahan. Kedua tentu aspek legal ya, nanti bagaimana secara legalitasnya ya. Kemudian juga tentu harus diperhatikan rumah ini kan soal kehidupan," ucap Ara, sapaan akrab Maruarar.Maruarar menjelaskan Kementerian PKP telah berdialog dengan berbagai pihak termasuk industri penyedia material bangunan seperti Semen Indonesia Group. Hal itu dilakukan untuk memastikan kesiapan kapasitas produksi dan kebutuhan konstruksi hunian tetap. Ia menyebut sudah ada satu yayasan, Buddha Tzu Chi, yang menyatakan siap membantu membangun 2.000 unit rumah untuk korban bencana Sumatera."Sudah ada satu yayasan yaitu Buddha Tzu Chi, tadi sudah bicara juga yang menyatakan siap untuk membantu membangun 2.000 rumah," tutur Maruarar.