Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Mohammad Syafi'i di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (1/12/2025). Foto: Luthfi Humam/kumparanKepala Basarnas, Marsdya TNI Mohammad Syafii menyebut ada 974 korban meninggal dunia akibat bencana banjir bandang dan longsor di Sumatera. Sementara, 298 orang masih hilang.“Bahwa, update pukul 08.00 tadi pagi, bahwa jumlah korban yang dinyatakan meninggal total ada 974 jiwa. Kemudian, jumlah yang masih dalam proses pencarian 298,” ucap Syafii dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR, Senin (8/12).Ia mengatakan, banyak korban ditemukan di wilayah yang berbeda dari domisilinya.“Kami laporkan di sini ada selisih yang cukup banyak dari laporan yang sebelumnya terkait dengan jumlah yang dalam pencarian. Di mana setelah update data, bahwa beberapa korban, cukup banyak korban yang sebenarnya korban tersebut merupakan warga dari kabupaten tertentu, dan pada saat diketemukan, sebenarnya sudah lintas wilayah,” ucap Syafii.“Sehingga di kabupaten yang menemukan korban tersebut, beberapa diserahkan ke DVI pada saat tidak teridentifikasi, dan juga pada saat teridentifikasi, sehingga di sini sebenarnya data setiap saat kami lakukan update,” tambahnya.Tim BASARNAS Bersama PMI menggunakan Helikopter Basarnas melakukan evakuasi korban banjir didaerah yang masih terisolir di Kec. Pelambayan, Kab. Agam, Prov. Sumatera Barat. Foto: Tim Humas PMIPencarian Hari ke-14, Fokus Evakuasi MedisPencarian Basarnas sudah masuk hari ke-14. Mereka akan fokus dalam operasi evakuasi medis korban bencana Sumbar, Sumut, Aceh. “Untuk Basarnas saat ini terus melaksanakan operasi dengan prioritas yang pertama adalah kita akan memprioritaskan evakuasi medis. Kemudian pencarian terus kita laksanakan, walaupun memang dalam kondisi saat ini sudah 14 hari tentunya terjadi perubahan struktur pada korban,” ucap Syafii. “Dan itu menjadi bagian dari DVI Mabes Polri untuk mengungkap identitas dari korban,” tambahnya.Syafii pun mengatakan bahwa pencarian akan dihentikan bila pencarian dinilai sudah tidak efektif.“Operasi SAR akan dihentikan apabila operasi itu sudah dinyatakan tidak efektif lagi untuk dilaksanakan,” ucap Syafii.