Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Mohammad Nuh membacakan pengumuman rapat pleno PBNU di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Selasa (9/12/2025). Foto: Zamachsyari/kumparanRais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Mohammad Nuh mengungkapkan ada empat program utama yang akan dijalankan KH Zulfa Mustofa setelah ditetapkan sebagai Penjabat Ketua Umum (Pj Ketum) PBNU."Jadi ada empat program ke depan yang insyaallah beliau akan laksanakan dengan sebaik-baiknya," ujar Mohammad Nuh usai rapat pleno PBNU di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Selasa (9/12).Ia menjelaskan, program pertama yang telah ditetapkan adalah konsolidasi internal organisasi. Menurutnya, langkah ini menjadi kebutuhan mendesak untuk memastikan soliditas organisasi tetap terjaga di tengah dinamika yang terjadi."Program yang pertama adalah konsolidasi internal organisasi. Itu satu keharusan, soliditas organisasi," katanya.Program kedua yang menjadi fokus adalah percepatan capaian kinerja di seluruh tingkatan kepengurusan."Baik kinerja yang terkait dengan kepengurusan di daerah-daerah maupun juga yang sudah ditetapkan pada program kerja PBNU sendiri maupun amanat dari Muktamar tahun di Lampung," jelas Nuh.Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar membuka Rapat Pleno Penentuan Pj Ketua Umum PBNU di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Selasa (9/12/2025). Foto: Zamachsyari/kumparanProgram yang ketiga, yakni Zulfa diberi mandat untuk menyiapkan Konferensi Besar (Konbes) dan Muktamar dengan sebaik-baiknya. Nuh menegaskan bahwa PBNU kini memasuki fase krusial."Karena sekali lagi ini jiwanya, ruhnya ini kita memasuki 100 tahun kedua, satu abad berikutnya lagi," ujarnya.Kemudian program keempat yang tidak kalah penting yakni persiapan peringatan 100 tahun NU versi masehi."Dan yang tidak kalah penting juga sebagai awal yang tadi sudah disampaikan oleh beliau yaitu memperingati 100 tahun NU versi masehi yang insyaallah jatuh 31 Januari 2026. Terima kasih," ucapnya.Pleno Tanpa Gus YahyaKetum PBNU, Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dalam konferensi pers di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (3/12/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparanRapat pleno tersebut dihadiri oleh Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar; Rais Syuriyah PBNU Mohammad Nuh; Wakil Rais Aam Afifuddin Muhadjir, Wakil Rais Aam Anwar Iskandar, Rais Syuriyah PBNU Cholil Nafis, Rais Syuriyah PBNU Nasaruddin Umar, Ketua PBNU Fahrur Razi, Waketum PBNU Zulfa Mustofa, Ketua PBNU sekaligus Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa, Sekjen PBNU Saifullah Yusuf, Bendum PBNU Gudfan Arif dan jajaran petinggi PBNU lainnya.Namun, tidak tampak sosok Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya. Sebelum adanya pleno ini, Gus Yahya menegaskan dirinya tidak akan hadir dan mempertanyakan adanya pleno tersebut.Menurut Gus Yahya, pleno yang membahas pemilihan ketua umum hanyalah bagian dari upaya politik internal. Ia menekankan bahwa dirinya masih Ketua Umum PBNU yang sah."Itu kan manuver, seperti saya bilang sejak awal bahwa secara de jure maupun de facto, saya masih tetap dalam kedudukan saya sebagai Ketua Umum Tanfidziyah PBNU," ujar Gus Yahya di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Selasa (9/12).Gus Yahya terpilih sebagai Ketum PBNU pada Muktamar NU di Lampung, 22-24 Desember 2021. Namun kepemimpinannya diguncang dengan munculnya risalah keputusan rapat Syuriyah PBNU yang mendesaknya mundur dari kursi Ketum PBNU 20 November lalu.Posisi Gus Yahya dipertegas oleh Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar saat konferensi pers di PWNU Jatim, Sabtu (29/11) yang menyatakan bahwa terhitung 26 November 2025 pukul 00.45 WIB Gus Yahya tidak lagi berstatus sebagai ketua umum PBNU.