Ilustrasi wanita pakai celana jeans (Foto: Freepik/Freepik)JAKARTA - Ukuran celana jeans sering dianggap sekadar urusan penampilan. Padahal di balik angka pada ukuran pinggang, tersembunyi risiko kesehatan yang tidak bisa dianggap remeh. Sejumlah penelitian menunjukkan lingkar pinggang dan penumpukan lemak di area perut berkaitan erat dengan risiko penyakit serius hingga kematian dini.Berbeda dengan berat badan yang bisa dipengaruhi massa otot atau struktur tubuh, ukuran celana, khususnya di bagian pinggang lebih mencerminkan jumlah lemak viseral, yaitu lemak yang menumpuk di sekitar organ dalam.Lemak di area perut dikenal sebagai salah satu jenis lemak paling berbahaya. Lemak viseral dapat memicu peradangan kronis dan meningkatkan risiko berbagai penyakit, seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, hingga stroke.Dr. Frank Hu, profesor nutrisi dan epidemiologi dari Harvard T.H. Chan School of Public Health, menjelaskan distribusi lemak jauh lebih penting dibandingkan angka berat badan semata.“Seseorang bisa terlihat kurus dari luar, tetapi jika lemak menumpuk di perut, risiko penyakit metabolik dan kardiovaskular tetap tinggi,” jelas Dr. Hu, dikutip dari laman Fedhealth.Inilah alasan mengapa dua orang dengan berat badan sama bisa memiliki risiko kesehatan yang sangat berbeda, tergantung di mana lemak tubuhnya tersimpan.Beberapa studi besar menemukan bahwa lingkar pinggang yang terus bertambah berkaitan dengan meningkatnya risiko kematian, bahkan pada orang dengan indeks massa tubuh (IMT) yang masih tergolong normal.“Lemak perut aktif secara hormon. Ia melepaskan zat-zat yang memengaruhi tekanan darah, kadar gula darah, dan kolesterol. Kombinasi ini yang meningkatkan risiko kematian dini," beber Dr. Rexford Ahima, spesialis endokrinologi dari Johns Hopkins Medicine.Artinya ukuran celana yang naik perlahan seiring waktu bisa menjadi sinyal peringatan dini dari tubuh.Celana jeans cenderung tidak elastis, sehingga perubahan kecil pada lingkar pinggang lebih mudah terasa. Ketika kancing mulai sulit ditutup atau terasa sempit, itu sering kali menandakan penambahan lemak di area perut, bukan sekadar perut kembung biasa. Maka dari itu, Anda sebaiknya lebih peka terhadap perubahan ukuran pakaian.Ada beberapa kebiasaan yang tanpa disadari berkontribusi pada membesarnya ukuran pinggang, antara lain duduk terlalu lama dan minim aktivitas fisik, konsumsi makanan tinggi gula dan karbohidrat olahan, kurang tidur, dan stres kronis yang memicu makan berlebihan. Kombinasi faktor ini mendorong tubuh menyimpan lemak di area perut karena berkaitan dengan hormon stres dan resistensi insulin.Meski terdengar mengkhawatirkan, para ahli menegaskan bahwa lemak perut termasuk jenis lemak yang relatif responsif terhadap perubahan gaya hidup.“Penurunan berat badan 5–10 persen saja sudah cukup untuk mengurangi lemak viseral secara signifikan dan menurunkan risiko penyakit,” kata Dr. Hu.Langkah sederhana seperti rutin berjalan kaki, mengurangi minuman manis, memperbaiki pola tidur, dan mengelola stres terbukti efektif membantu mengecilkan lingkar pinggang.