Ilustrasi badai. Foto: I am sandglass/ShutterstockBibit Siklon Tropis 91S yang saat ini berputar di Samudera Hindia mulai mempengaruhi cuaca di Sumsel. Meski belum berkembang menjadi siklon penuh, sistem ini cukup kuat untuk memicu eskalasi hujan lebat dan memperbesar risiko bencana hidrometeorologi di sejumlah wilayah.BMKG menegaskan bahwa kondisi cuaca ekstrem diperkirakan berlangsung 9–13 Desember 2025, dengan intensitas hujan meningkat secara bertahap. Peningkatan curah hujan ini menjadi sinyal bagi pemerintah daerah untuk menyiapkan langkah mitigasi sejak dini.Kepala Stasiun Meteorologi SMB II Palembang, Siswanto, menjelaskan bahwa Bibit Siklon 91S terdeteksi sejak 7 Desember di Samudera Hindia barat daya Lampung. Sistem ini menunjukkan sirkulasi kuat dengan kecepatan angin mencapai 37 kilometer per jam, disertai tekanan udara rendah.“Dalam 24 jam ke depan, bibit siklon ini masih aktif tetapi cenderung bergerak melemah ke arah timur laut,” ujar Siswanto, Selasa (9/12/2025).Meski peluang berkembang menjadi siklon penuh terbilang kecil, fenomena IOD negatif dan suhu muka laut yang hangat membuat pertumbuhan awan konvektif semakin masif.BMKG memperkirakan intensitas hujan akan mencapai 20–50 mm hingga 50–100 mm per hari, terutama pada wilayah yang berada di dataran tinggi maupun dataran rendah rawan banjir.Sebanyak 14 kabupaten/kota diproyeksikan akan menerima dampak paling signifikan, yakni Musi Rawas Utara, Musi Rawas, Lubuklinggau, Empat Lawang, Lahat, Pagaralam, Muara Enim, OKU, OKU Selatan, OKU Timur, Musi Banyuasin, PALI, Prabumulih dan OKI.Selain hujan lebat, sistem 91S memicu potensi angin kencang, petir, banjir bandang, hingga tanah longsor, terutama pada kawasan berbukit seperti Pagaralam, Lahat, dan Empat Lawang.Dalam 48 jam ke depan, sirkulasi sistem diprediksi kembali menguat dengan angin maksimum 20 knot, sebelum perlahan melemah dalam 72 jam berikutnya.BMKG meminta pemerintah kabupaten/kota meningkatkan koordinasi dengan BPBD, TNI, dan Polri untuk menyiapkan langkah penanganan cepat apabila terjadi bencana.“Kami mengimbau masyarakat untuk membatasi aktivitas luar ruang saat hujan deras, menghindari area rawan longsor, dan terus memantau peringatan cuaca dari BMKG,” kata Siswanto.