Ilustrasi (Freepik)YOGYAKARTA - Popcorn brain adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keadaan pikiran ketika perhatian kita mudah teralihkan oleh berbagai konten di media sosial. Ketika terlalu lama di depan layar, otak terus “meloncat” dari satu rangsangan ke rangsangan lain layaknya biji popcorn yang meletup.Anda mungkin sedang membaca, tiba-tiba tanpa sadar membuka media sosial dan teralihkan oleh video acak yang muncul. Akibatnya, fokus menjadi terpecah, dan kita merasa kewalahan secara mental. Berikut akan dibahas apa itu popcorn brain, pengaruh media sosial, dan strategi mengembalikan fokus dan kejernihan berpikir.Apa Itu Popcorn Brain? Istilah popcorn brain pertama kali diperkenalkan oleh David Levy dalam bukunya Mindful Tech. Popcorn brain menggambarkan kondisi di mana pikiran kita terus bergerak, sulit diam, dan mudah terlengah oleh rangsangan digital yang datang bertubi-tubi.Dilansir dari Business Insider, Asisten Profesor Psikiatri di Harvard Medical School, Ashwini Nadkarni, MD, menjelaskan bahwa media digital mendorong perhatian yang terfragmentasi, sehingga otak kesulitan mempertahankan fokus pada satu hal dalam waktu lama.Rentetan konten cepat dari media sosial membuat kita terbiasa dengan stimulasi instan. Menggulir video pendek melatih otak untuk mencari stimulus cepat sehingga rentang perhatian menjadi lebih pendek. Akibatnya, kita mendambakan hal-hal yang serba cepat, dan sulit untuk bertahan dalam aktivitas yang membutuhkan fokus.Penggunaan perangkat seperti ponsel dan laptop juga mendorong multitasking. Misalnya, seseorang bisa mencoba menulis email sambil beralih antara belanja online dan membaca notifikasi berita. Multitasking semu ini sebenarnya membuat otak bekerja lebih keras, sehingga kemampuan untuk fokus melemah dari waktu ke waktu.Bagaimana Media Sosial Memperparah Popcorn Brain?Media sosial dirancang untuk menyajikan aliran konten cepat dan ringkas yang menuntut perhatian berkelanjutan. Neuropsikolog Sanam Hafeez menjelaskan bahwa kebiasaan menggulir membuat otak terbiasa dengan hiburan instan. Hal ini menyebabkan seseorang merasa gelisah jika tidak mendapatkan rangsangan baru."Hal ini menyebabkan rentang perhatian yang lebih pendek, sehingga menjadi lebih sulit untuk fokus pada apa pun selama lebih dari beberapa menit," ujarnya, dikutip Business Insider. Karena terbiasa menunggu rangsangan cepat, otak menjadi sangat waspada dan sulit rileks. Stimulasi berlebihan ini dapat menyebabkan kelelahan mental dan menurunkan kemampuan berpikir mendalam. Pada jangka panjang, hal ini memengaruhi kapasitas otak untuk kreatif dan produktif.Dampak Popcorn Brain terhadap Kehidupan Sehari-hariKetika popcorn brain semakin parah, seseorang mengalami kesulitan menyelesaikan tugas yang membutuhkan konsentrasi tinggi. Mereka mungkin sering berpindah dari satu aplikasi ke aplikasi lain, meski pekerjaan utamanya belum selesai. Ini menyebabkan produktivitas menurun dan frustrasi meningkat.Selain itu, pikiran yang terus melompat-lompat membuat tubuh merasa lelah meski tidak melakukan aktivitas fisik berat. Kelelahan mental ini dapat memengaruhi suasana hati, kreativitas, dan kemampuan mengambil keputusan. Dalam jangka panjang, distraksi berlebih menurunkan kualitas hubungan sosial dan waktu istirahat.Popcorn brain juga membuat seseorang kesulitan menikmati aktivitas sederhana tanpa keinginan untuk selalu membuka gawai. Bahkan ketika bersantai sekalipun, otak tetap mencari stimulasi digital. Ini mengarah pada pola hidup yang kurang fokus dan menjauhkan kita dari pengalaman nyata.Cara Mengatasi Popcorn BrainKabar baiknya, popcorn brain dapat diatasi dengan melatih otak kembali fokus. Cara pertama adalah berlatih mindfulness. Ketika kita menyadari bahwa perhatian sedang kacau, kita dapat mengambil langkah untuk menenangkan pikiran.Salah satu teknik mindfulness yang efektif adalah body scan. Dalam latihan ini, Anda duduk di tempat tenang, memejamkan mata, dan menyadari sensasi tubuh dari kepala hingga kaki. Latihan seperti yoga dan pernapasan juga membantu memperkuat otot fokus.Menulis daftar tugas juga dapat membantu menguraikan pikiran yang berantakan. Teknik Pomodoro yakni bekerja 25 menit dan istirahat 5 menit, terbukti menjaga fokus tetap stabil tanpa terasa berat. Metode ini menghasilkan ritme yang membantu otak tetap pada satu tugas dalam rentang waktu tertentu.Terakhir, membatasi penggunaan gawai sangat penting untuk memulihkan fokus. Anda bisa mematikan notifikasi, menutup tab yang tidak perlu, atau membatasi penggunaan media sosial hanya pada jam tertentu. Menggunakan satu perangkat dalam satu waktu juga terbukti membantu otak bekerja lebih efisien.Demikian pembahasan soal apa itu popcorn brain dan cara mengatasinya, ikuti artikel-artikel menarik lainnya di VOI.ID. Agar tidak ketinggalan kabar terupdate follow dan pantau terus akun sosial media kami!