Bos Waskita Karya Blak-blakan soal Beban Penugasan pada Proyek Jalan Tol

Wait 5 sec.

Ilustrasi (Foto: Dok. ANTARA)JAKARTA - PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) mengungkapkan, beban finansial sangat besar dari pembangunan jalan tol yang ditugaskan pemerintah.Direktur Utama Waskita Karya Muhammad Hanugroho menyatakan, dari total nilai 18 ruas tol yang pernah dibangun perseroan, hanya sebagian kecil yang mendapat dukungan anggaran dari pemerintah."Saya menghitung total 18 ruas tol yang pernah dibangun Waskita, itu total nilai project-nya Rp167 triliun. Pemerintah hanya men-support Rp20 triliun," ujar Hanugroho dalam Public Expose 2025, Selasa, 4 November.Pria yang akrap disapa Oho itu menjelaskan, skema pembangunan diterapkan lebih berbasis komersial, yang mana Waskita harus menanggung biaya pembangunan tidak tertutup oleh dukungan pemerintah."Artinya memang ini ada support bagus juga, tetapi komersial base yang kami pakai, sehingga Waskita jadi begini," katanya.Dengan model pembiayaan proyek semacam itu, Ojo mengakui tingkat cost of fund yang harus ditanggung WSKT menjadi membengkak."Memang ada beban yang kami enggak bisa sanggupi terkait biaya cost fund harus kami tanggung," ucap Oho.Di tengah beban tersebut, perusahaan berusaha bertahan dengan mengandalkan proyek baru dan komitmen terhadap proses restrukturisasi.Untuk bisa bertahan, menurut Oho, WSKT membutuhkan nilai kontrak baru (NKB) terukur setiap tahunnya.Dalam hitungannya, paling tidak perseroan harus dapat memperoleh break even point (BEP) sebesar Rp14 triliun hingga Rp15 triliun untuk proyek yang dijalankan."Sebenarnya BEP-nya berapa, sih, supaya kami bisa survive. Paling range Rp14-15 triliun, ya. Kami dengan angka segitu sudah secure. Kami bisa service, lah, terkait biaya bunga dan lain-lain," terangnya.Saat ini, perseroan tidak hanya harus menyelesaikan kewajiban restrukturisasi kepada kreditur, tetapi juga menanggung warisan beban finansial dari proyek-proyek strategis nasional yang ditugaskan kepada mereka.Adapun WSKT masih mencatatkan kerugian sebesar Rp3,6 triliun pada September 2025. Angka tersebut hampir setara dengan periode sama di tahun sebelumnya.Direktur Keuangan Waskita Karya Wiwi Suprihatno mengatakan, perseroan masih dalam tahap pemulihan dengan fokus utama pada penurunan liabilitas dan menyesuaikan kembali proporsi aset."Sementara itu dari sisi bottom line, rugi bersih masih tercatat sebesar Rp3,6 triliun. Hal ini hampir masih mirip dengan tahun sebelumnya yang mana memang perseroan masih dalam fase recovery," terang Wiwi.Pendapatan usaha perseroan pun hanya Rp5,3 triliun atau anjlok hingga 22 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.