Ilustrasi edukasi bullying di sekolah. (Adelia/VOI)JAKARTA - Lingkungan sekolah idealnya menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi semua peserta didik untuk belajar dan berkembang. Banyak sekolah merasa telah menanamkan nilai saling mendukung, empati, dan rasa syukur dalam keseharian kegiatan belajar-mengajar. Namun kondisi ideal tersebut tidak serta-merta menjamin bahwa bullying tidak akan muncul.“Mereka sering merasa bahwa mereka sudah bersyukur, sudah saling mendukung dengan maksud memberikan manfaat satu sama lain. Namun kenyataannya, tidak ada sekolah yang bisa benar-benar menjamin bahwa tidak akan terjadi bullying, karena bullying bisa terjadi di mana saja," kata Eileen Fisher, Academic Director, saat ditemui di kawasan Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta pada Rabu, 5 November 2025.Eileen mengatakan terkadang bullying dilakukan oleh anak yang tidak menyadari bahwa perilakunya tidak baik."Yang penting adalah bagaimana sekolah memiliki sistem yang jelas untuk menangani situasi ini, dengan melibatkan bukan hanya anak, tetapi juga orang tuanya," ucap Eileen Fisher.Pernyataan tersebut mengingatkan kita bahwa bullying dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Tidak hanya berupa kekerasan fisik, tetapi juga melalui kata-kata, sikap, pengucilan sosial, hingga perilaku di ruang digital.Mirisnya sering kali pelaku bullying tidak menyadari bahwa tindakannya telah menyakiti orang lain. Maka dari itu, fokus utama sekolah bukan hanya pencegahan, tetapi juga penanganan yang sistematis, berkelanjutan, dan melibatkan seluruh komunitas sekolah termasuk orang tua.Pendidikan karakter, mekanisme pelaporan yang aman, kolaborasi antara sekolah dan orang tua, serta pendekatan pemulihan (restorative approach) menjadi kunci dalam menciptakan budaya sekolah yang sehat dan suportif.Komitmen terhadap pendidikan yang inklusif dan ramah bagi semua siswa sejalan dengan upaya untuk menciptakan lingkungan sekolah yang lebih berempati, adil, dan mendukung perkembangan setiap anak.Dalam semangat tersebut, The Independent School of Jakarta (ISJ) kini membuka pendaftaran untuk Beasiswa Ki Hajar Dewantara, dengan batas waktu hingga 31 Januari 2026.Beasiswa ini ditujukan bagi siswa-siswi Indonesia yang memiliki potensi akademik tinggi namun membutuhkan dukungan finansial untuk belajar di lingkungan sekolah internasional berstandar dunia.Didukung oleh The Schools Trust, ISJ berkomitmen memperluas akses pendidikan berkualitas melalui pengalaman pendidikan bergaya Inggris yang berlokasi di Jakarta.Penerima beasiswa yang berhasil akan memperoleh pembebasan biaya sekolah hingga 100% selama masa studi mereka.Rincian Beasiswa:- Kelayakan: Warga Negara Indonesia- Jumlah Penerima: 2 siswa setiap tahun- Tingkat Masuk: Year 1, 2, atau 3- Nilai Beasiswa: Hingga 100% pembebasan biaya sekolah- Seleksi: Berdasarkan potensi akademik, asesmen, dan kondisi finansial keluargaBeasiswa ini dinamai dari Ki Hajar Dewantara, pahlawan nasional dan tokoh pendidikan Indonesia. Filosofinya yang terkenal, “Ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tut wuri handayani”, terus menjadi inspirasi dalam menciptakan pendidikan yang merangkul semua kalangan.Untuk memastikan proses seleksi berjalan adil, ISJ menggunakan pendekatan yang sesuai dengan tahapan usia:- 1 - 2 tahun : Play-based assessment untuk menilai rasa ingin tahu, kemampuan memecahkan masalah, serta interaksi sosial.- 3 tahun ke atas: Cognitive Abilities Test (CAT4), asesmen standar internasional yang mengukur kemampuan bernalar secara verbal, non-verbal, kuantitatif, dan spasial.Pendekatan ini memastikan penilaian tidak hanya bergantung pada kemampuan membaca atau latar belakang pendidikan sebelumnya.