Suasana di Pelabuhan Tanjung Priok yang dikelola PT Pelindo II, saat crane membongkar muat peti kemas dari kapal-kapal kargo. Foto: Wendiyanto Saputro/kumparanBadan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia tumbuh 5,04 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal III 2025. Dari sisi pengeluaran, komponen ekspor barang dan jasa mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 9,91 persen.Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh Edy Mahmud, menjelaskan Indonesia masih tetap menjaga surplus neraca perdagangan sepanjang kuartal III 2025. Hal ini memperpanjang periode surplus selama 65 bulan secara berturut-turut.“Pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen ekspor, terutama didorong oleh kenaikan nilai dan volume ekspor barang non-migas serta ekspor jasa,” kata Moh Edy dalam konferensi pers di kantor BPS, Rabu (5/11).Pada kuartal III 2025, ekspor barang Indonesia tercatat mencapai USD 74,39 miliar atau setara dengan Rp 1.244,1 triliun (kurs dolar Rp 16.725). Jumlah tersebut meningkat 8,96 persen secara year on year (yoy).Edy menjelaskan, komoditas barang nonmigas yang mengalami peningkatan nilai dan volume ekspor, antara lain lemak & minyak hewan/nabati; besi dan baja; mesin dan peralatan listrik; serta kendaraan dan bagiannya.Sementara, pertumbuhan ekspor jasa salah satunya didorong oleh peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara. Di sisi lain, nilai impor barang Indonesia mencapai USD 60,39 miliar atau setara dengan Rp 1.010,02 triliun, turun 2,09 persen secara year on year.Lebih lanjut, Edy menyebut aktivitas produksi juga tetap terjaga. Hal ini ditunjukkan oleh Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Bank Indonesia yang berada pada zona ekspansif, yaitu sebesar 51,66 persen.Selain itu, survei Industri Besar Sedang (IBS) triwulanan yang dilakukan oleh BPS menunjukkan peningkatan produksi di beberapa industri pengolahan non migas, seperti industri logam dasar.