Investasi Asing Serbu Industri Alas Kaki RI, PMA Capai 90% dari Total Rp 19,23 T

Wait 5 sec.

Ilustrasi pabrik sepatu. Foto: ShutterstockMenteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita membeberkan sektor alas kaki menyerap investasi yang terbilang tinggi sepanjang Januari-September 2025.Agus mengatakan realisasi investasi di industri alas kaki mencapai Rp 19,23 triliun dengan hampir 90 persen berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA) atau sekitar Rp 17,89 triliun.“Artinya kepercayaan dari investor-investor asing masuk Indonesia khususnya untuk sektor alas kaki besar sekali,” kata Agus gelaran Peresmian Balai Pemberdayaan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) di Sidoarjo, Selasa (4/11).Selain investasi, Agus mengatakan ada capaian yang tak pernah diprediksi banyak pihak, bahkan para ekonom. Industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki tumbuh sebesar 8,31 persen year on year (YoY) pada kuartal II 2025.“Ini jauh di atas rata-rata pertumbuhan Industri pengolahan nonmigas yang tumbuh pada angka 5,60 persen. 5,60 persen saja sudah bagus sekali untuk pertumbuhan manufaktur, dan itu di atas pertumbuhan ekonomi nasional, alas kaki 8,31 persen,” ujar Agus.Pendorong kinerja alas kaki menurut dia adalah ekspor. Pada periode Januari-Agustus 2025, ekspor alas kaki Indonesia tercatat USD 5,16 miliar, naik 11,89 persen dibanding periode yang sama tahun 2024 yang sebesar USD 4,61 miliar.Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam gelaran Peresmian Balai Pemberdayaan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) di Sidoarjo, Selasa (4/11/2025). Foto: Widya Islamiati/kumparanNegara tujuan terbesar ekspor alas kaki Indonesia masih didominasi Amerika Serikat, disusul Uni Eropa (EU) dan pasar non-tradisional lainnya yang terus tumbuh. Agus menyebut momentum perlu dimaksimalkan, apalagi pada 2027 mendatang perjanjian perdagangan Indonesia–EU CEPA mulai diimplementasikan.Dengan kerja sama tersebut, produk alas kaki maupun komoditas lain seperti tekstil akan memperoleh bea masuk rendah hingga 0 persen saat masuk ke pasar Eropa. “Bisa dibayangkan betapa kompetitifnya produk-produk alas kaki Indonesia ketika bea masuknya rendah atau nol,” ucapnya.Dari sisi tenaga kerja dan jumlah usaha eksisting Agus mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan ada 53.000 unit usaha skala kecil di industri kulit, barang kulit, dan alas kaki. Jumlah tersebut menyerap hampir 160.000 tenaga kerja. Sementara industri skala menengah dan besar tercatat 737 usaha, dengan penyerapan hampir 572.000 tenaga kerja.Dari sisi distribusi industri, Pulau Jawa masih mendominasi 80 persen produksi alas kaki nasional. Jawa Barat menjadi provinsi dengan basis bahan baku pendukung terbesar untuk industri kecil dan menengah (IKM) alas kaki. Sementara DKI Jakarta tercatat sebagai provinsi dengan tingkat konsumsi per kapita produk alas kaki tertinggi di Indonesia.Pekerja menyelesaikan produksi alas kaki di rumah produksi Sirmione Footwear di Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Senin (19/9/2022). Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTOKemudian Jawa Timur berperan sebagai pusat produksi utama alas kaki nasional. Konsentrasinya berada di Sidoarjo, Mojokerto, dan Pasuruan, yang menjadi penopang ekspor sekaligus penyerap tenaga kerja industri padat karya terbesar setelah tekstil dan garmen.“Kalau Jawa Barat di bahan baku, pusat produksinya ada di Jawa Timur dengan Konsentrasi industri yang kuat Di wilayah Sidoarjo, sini Mojokerto, dan juga Pasuruan. Wilayah-wilayah menjadi penopang utama dari ekspor produk-produk alas kaki juga penyerap tenaga kerja industri padat karya yang terbesar setelah sektor tekstil dan garmen,” tutup Agus.