Warga Gaza Kekurangan Tenda dan Makanan saat Musim Dingin Tiba

Wait 5 sec.

Warga Gaza di tenda pengungsian. (Twitter/@UNHumanRights)JAKARTA - Bantuan yang mencapai Jalur Gaza terlalu sedikit, hampir empat minggu setelah gencatan senjata, kata badan-badan kemanusiaan pada Hari Selasa, karena kelaparan terus berlanjut menjelang musim dingin dan tenda-tenda tua mulai rusak menyusul serangan dahsyat Israel selama dua tahun.Pemerintah daerah Gaza, yang telah lama dikuasai Hamas, mengatakan sebagian besar truk masih belum mencapai tujuan mereka karena pembatasan Israel, dan hanya sekitar 145 truk per hari yang mengirimkan pasokan.PBB, yang sebelumnya selama perang menerbitkan angka harian tentang truk bantuan yang masuk ke Gaza, kini tidak lagi memberikan angka-angka tersebut secara rutin."Kondisinya sangat buruk. Tidak ada tenda yang layak, air yang layak, makanan yang layak, atau uang yang layak," kata Manal Salem (52) yang tinggal di sebuah tenda di Khan Younis di Gaza selatan yang menurutnya "sangat usang" dan ia khawatir tidak akan bertahan selama musim dingin, melansir Reuters 5 November.Gencatan senjata dimaksudkan untuk menyalurkan bantuan secara deras ke seluruh wilayah kantong Palestina yang padat penduduk di mana kelaparan dikonfirmasi pada Bulan Agustus dan di mana hampir seluruh 2,3 juta penduduknya telah kehilangan rumah mereka akibat pemboman Israel.Pengungsi Gaza. (Twitter/@UNRWA)Namun, hanya setengah dari jumlah makanan yang dibutuhkan yang datang, menurut Program Pangan Dunia (WFP), sementara sebuah kelompok payung yang terdiri dari badan-badan Palestina mengatakan volume bantuan secara keseluruhan antara seperempat dan sepertiga dari jumlah yang diharapkan.Sementara itu, Israel mengatakan pihaknya memenuhi kewajibannya berdasarkan perjanjian gencatan senjata, yang mewajibkan rata-rata 600 truk pasokan masuk ke Gaza per hari.Israel menyalahkan pejuang Hamas atas kekurangan pangan tersebut, menuduh mereka mencuri bantuan pangan sebelum dapat didistribusikan, tuduhan yang dibantah oleh kelompok tersebut.Terpisah, badan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (OCHA) mengatakan gencatan senjata dan aliran bantuan yang lebih besar sejak pertengahan Oktober telah membawa beberapa perbaikan.Pekan lalu, OCHA mengatakan sepersepuluh anak yang diskrining di Gaza masih mengalami malnutrisi akut, turun dari 14 persen pada bulan September, dengan lebih dari 1.000 anak menunjukkan bentuk malnutrisi yang paling parah.Separuh keluarga di Gaza melaporkan peningkatan akses terhadap makanan, terutama di wilayah selatan, seiring dengan semakin banyaknya bantuan dan pasokan komersial yang masuk setelah gencatan senjata. Rumah tangga pun rata-rata makan dua kali sehari, naik dari satu kali makan di bulan Juli, ungkap OCHA.Meski demikian, masih terdapat kesenjangan yang tajam antara wilayah selatan dan utara, di mana kondisinya masih jauh lebih buruk, ungkap OCHA.Abeer Etefa, juru bicara senior WFP, menggambarkan situasi ini sebagai "perlombaan melawan waktu"."Kita membutuhkan akses penuh. Kita membutuhkan segalanya bergerak cepat," ujarnya."Musim dingin akan segera tiba. Orang-orang masih menderita kelaparan, dan kebutuhannya sangat besar," tandasnya.Kamp pengungsi warga Palestina di Gaza selatan. (UNRWA/Ashraf Amra)Sejak gencatan senjata, badan tersebut telah mendatangkan 20.000 metrik ton bantuan pangan, kira-kira setengah dari jumlah yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, dan telah membuka 44 dari 145 lokasi distribusi yang ditargetkan, ujarnya.Keragaman pangan yang dibutuhkan untuk menangkal malnutrisi juga masih kurang, tambahnya."Mayoritas rumah tangga yang kami ajak bicara hanya mengonsumsi sereal, kacang-kacangan, dan ransum makanan kering, yang tidak dapat bertahan lama bagi penduduknya. Daging, telur, sayur, dan buah-buahan sangat jarang dikonsumsi," jelasnya.Kekurangan bahan bakar yang berkelanjutan, termasuk gas untuk memasak, juga menghambat upaya pemenuhan gizi, dan lebih dari 60 persen warga Gaza memasak menggunakan pembakaran sampah, kata OCHA, yang menambah risiko kesehatan.Dengan semakin dekatnya musim dingin, warga Gaza membutuhkan tempat berlindung. Tenda-tenda semakin menipis. Bangunan-bangunan yang selamat dari serangan militer seringkali rentan terhadap cuaca atau tidak stabil dan berbahaya."Kita akan segera memasuki musim dingin - air hujan dan kemungkinan banjir, serta potensi penyakit karena ratusan ton sampah di dekat daerah padat penduduk," kata Amjad al-Shawa, kepala badan-badan Palestina yang bekerja sama dengan PBB.Ia menambahkan hanya 25 persen hingga 30 persen dari jumlah bantuan yang diharapkan masuk ke Gaza telah masuk sejauh ini."Kondisi kehidupan di sana tak terbayangkan," kata juru bicara Dewan Pengungsi Norwegia (NRC) Shaina Low yang memimpin sekelompok lembaga yang menangani masalah kekurangan tempat berlindung di Gaza.NRC memperkirakan 1,5 juta orang membutuhkan tempat berlindung di Gaza, tetapi sejumlah besar tenda, terpal, dan bantuan terkait masih menunggu untuk datang, menunggu persetujuan Israel, kata Low.