Militer Israel di Jalur Gaza. (Twitter/@IDF)JAKARTA - Mediator dari Mesir, Qatar dan Amerika Serikat sedang berunding dengan Israel mengenai nasib para pejuang Hamas yang terjebak di terowongan bawah tanah kelompok tersebut di wilayah Jalur Gaza yang dikuasai militer Israel, ungkap beberapa sumber kepada The National pada Hari Selasa.Mereka tidak mengetahui jumlah pasti pejuang Hamas yang berada di balik "garis kuning" yang menjadi tujuan penarikan pasukan Israel sebagai bagian dari gencatan senjata yang ditengahi AS yang menghentikan perang pada 10 Oktober.Namun, mereka mengatakan kemungkinan jumlah pejuang Hamas di sana sekitar ratusan.Para mediator mengusulkan agar para pejuang diberikan jalur aman ke wilayah-wilayah yang dikuasai Hamas, kata sumber tersebut, dengan perwakilan Palang Merah yang akan mengangkut mereka ke sana dengan kendaraan mereka, melansir The National 4 November.Usulan tersebut mencakup para pejuang yang meninggalkan senjata berat dan hanya membawa senjata api untuk membela diri, tambah sumber tersebut.Lebih jauh sumber tersebut mengatakan ada kekhawatiran para pejuang yang terjebak, banyak di antaranya tidak berhubungan dengan komandan mereka selama berbulan-bulan, akan melancarkan serangan terhadap tentara Israel, membahayakan gencatan senjata yang rapuh dan menggagalkan rencana perdamaian Presiden AS Donald Trump untuk Gaza."Ada ketakutan yang nyata bahwa beberapa dari mereka akan melakukan misi bunuh diri terhadap militer Israel," kata seorang sumber."Jika itu terjadi, maka ada kemungkinan besar gencatan senjata, dan mungkin seluruh prosesnya, akan gagal," tandasnya.Israel belum memberi tahu para mediator tentang keputusan akhirnya. Namun, sumber tersebut mengatakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berada di bawah tekanan dari koalisi garis keras pemerintahannya untuk tidak mengizinkan para pejuang pergi, menyalahkan mereka atas dua serangan mematikan terhadap tentara Israel bulan lalu.Diketahui, tahap pertama gencatan senjata Gaza yang sudah berlaku mengharuskan Hamas membebaskan 20 sandera hidup dengan imbalan sekitar 2.000 warga Palestina yang telah ditahan di penjara-penjara Israel.Hamas juga telah menyerahkan jenazah lebih dari separuh dari 28 sandera yang tewas dalam penyanderaan kepada Israel, tetapi menyatakan kerusakan yang meluas di Gaza menghambat pencarian tempat pemakaman sisa jenazah lainnya.Tahap kedua dari rencana Trump mencakup isu-isu pelik terkait pengerahan pasukan stabilisasi internasional di Gaza dan tata kelola enklave tersebut, serta pelucutan senjata Hamas dan rekonstruksi wilayah tersebut.Pekan ini, AS dilaporkan telah mengirimkan rancangan resolusi kepada anggota Dewan Keamanan PBB untuk membentuk pasukan tersebut, yang kemungkinan akan memiliki mandat dua tahun.Faksi-faksi Palestina diperkirakan akan bertemu di Mesir minggu ini untuk memilih komisi teknokrat Palestina independen yang beranggotakan 15 orang yang akan menjalankan urusan sehari-hari di Gaza pascaperang, kata sumber tersebut.Konflik terbaru di Gaza pecah ketika Hamas dan sekutunya menyerang Israel selatan pada 7 Oktober 2023, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 250 lainnya.Israel merespons dengan kampanye militer yang telah menewaskan hampir 70.000 warga Palestina dan melukai lebih dari 170.000 orang, menurut data pemerintah Gaza.Perang tersebut juga menciptakan krisis kemanusiaan, dengan sebagian besar dari 2,3 juta penduduk mengungsi dari rumah mereka.Pada Bulan Agustus, PBB menyatakan bencana kelaparan di beberapa wilayah Gaza setelah Israel membatasi masuknya bantuan selama berbulan-bulan. Pengiriman bantuan kemanusiaan meningkat setelah gencatan senjata dimulai tetapi masih kurang dari yang dibutuhkan, kata pejabat Palestina dan lembaga-lembaga bantuan.