Wamenkomdigi: Literasi AI ke Orang Tua dan Guru Penting untuk Cegah Brain Rot pada Anak

Wait 5 sec.

Wamenkomdigi Nezar Patria saat menerima audiensi Indonesia AI Institute. (Dok. Komdigi)JAKARTA - Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria menegaskan pentingnya literasi terhadap orang tua dan guru untuk mencegah anak-anak mengalami ketergantungan pada kecerdasan buatan (AI). Karena menurut Nezar, penggunaan AI yang tidak tepat bisa menimbulkan dampak negatif, contohnya anak-anak yang terbiasa menggunakan AI sejak usia dini dapat memiliki ketergantungan terhadap AI dan menurunkan kemampuan berpikir (brain rot). “Yang kita takutkan, bukan anak-anak tambah cerdas dengan AI, yang terjadi adalah brain rot, otaknya enggak maksimal dipakai, semuanya tergantung sama AI,” kata Nezar dikutip Minggu, 9 November. Lebih lanjut, Nezar juga menegaskan bahwa kemudahan masyarakat dalam mengakses platform AI saat ini mendorong pentingnya pendidikan literasi digital bagi masyarakat tentang cara menggunakan AI dengan bijak. Maka dari itu, ia mengapresiasi kolaborasi berbagai pihak dengan Kementerian Komdigi, untuk memastikan Indonesia tidak hanya memiliki talenta-talenta digital di bidang AI, tetapi juga masyarakat yang mampu memanfaatkan AI dengan bijak.Saat ini, Nezar menambahkan, Komdigi memiliki beberapa program pengembangan AI, salah satunya adalah AI Talent Factory yang bertujuan mencetak talenta-talenta digital agar dapat bersaing di tingkat global. Tidak hanya mencetak talenta digital, pemerintah juga menyiapkan regulasi agar adopsi AI di Indonesia dilakukan secara etis dan bertanggung jawab.Kemkomdigi telah menerbitkan Surat Edaran Nomor 9 Tahun 2023 tentang Etika Kecerdasan Artifisial, yang nantinya akan diperkuat dengan Peta Jalan AI Nasional dan Perpres Etika AI. “Tujuan kita menyiapkan AI talent yang global standard dan sekaligus menjadikan mereka developer, bukan cuma user saja, dan kita harus menyiapkan ekosistem juga yang dapat memanfaatkan kemampuan mereka," tegasnya.