Perbankan Dalam Negeri Enggan Biayai, Kepala SKK Migas Usul Revenue jadi Modal Eksplorasi

Wait 5 sec.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Djoko Siswanto. (Foto: Dok. Antara)JAKARTA - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Djoko Siswanto mengusulkan pendapatan dari sektor hulu migas disalurkan untuk kegiatan eksplorasi.Menurutnya, saat ini tidak ada perbankan dalam negeri yang mau menyalurkan pembiayaan untuk kegiatan eksplorasi hulu minyak dan gas bumi. Padahal, kata dia, kegiatan eksplorasi merupakan salah proses penting dalam meningkatkan capaian lifting. Apalagi, saat ini banyak sumur tua yang terus mengalami penurunan dari waktu ke waktu."Tidak satu pun bank dalam negeri yang mau membiayai untuk eksplorasi karena risikonya besar," ujar Djoko dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi XII DPR, Rabu, 12 November.Djoko menyebut, kekhawatiran lembaga pembiayaan ini beralasan karena sebelumnya rasio keberhasilan eksplorasi hanya sebesar 1:10. Namun kini mengalami peningkatan 10:3."Sekarang sudah 30 persen. Kalau kita ngebor 10 sumur, Insyaallah 3 discovery, tapi kendalanya adalah anggaran," sambung dia.Penggunaan revenue hulu migas sebelumnya pernah dilakukan Inggris hingga mereka berhasil menemukan ladang gas di North Sea dan kini negara tersebut menyala 24 jam dari gas hasil eksplorasi."Suatu ketika seluruh revenue daripada hulu migasnya digunakan untuk eksplorasi, sehingga ditemukan lah ladang gas di North Sea yang cukup besar. Jadi, Inggris sangat berlebihan di gas dan negaranya sekarang 24 jam menyala terus dari gas," terang Djoko.Tak hanya Inggris, hal serupa juga dilakukan oleh Malaysia. Kebijakan hulu migas di Malaysia mewajibkan kontraktor migas untuk mengalokasikan keuntungan produksi untuk kegiatan eksplorasi."Di Petronas (Malaysia) pun PSC-nya itu sebagian daripada hasilnya dikembalikan untuk kegiatan eksplorasi," tandas Djoko.