Wall Street Ditutup Bervariasi, Nasdaq Melemah di Tengah Kekhawatiran Ekonomi

Wait 5 sec.

Seseorang mengambil foto sebagai penghormatan kepada Ratu Elizabeth II muncul di layar papan iklan Nasdaq MarketSite di Times Square, di New York, AS, Kamis (8/9/2022). Foto: Andrew Kelly/ReutersNasdaq ditutup melemah, sementara S&P 500 dan Dow Jones mencatatkan kenaikan tipis pada akhir perdagangan Jumat (7/11). Investor menutup pekan yang penuh gejolak dengan kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi AS.Penutupan pemerintah federal terlama dalam sejarah AS, serta valuasi tinggi saham teknologi yang menekan selera risiko.Ketiga indeks saham utama AS sempat anjlok selama sebagian besar sesi perdagangan, namun kerugiannya menyusut menjelang penutupan. S&P 500 dan Dow berbalik naik setelah muncul laporan tentang kemajuan dalam kebuntuan kongres yang menyebabkan penutupan pemerintah federal terpanjang sepanjang sejarah AS.Mengutip Reuters, Rata-rata Industri Dow Jones (.DJI) naik 74,80 poin atau 0,16 persen menjadi 46.987,10. S&P 500 (.SPX) naik 8,48 poin atau 0,13 persen menjadi 6.728,80. Sementara itu, Nasdaq Composite (.IXIC) turun 49,45 poin atau 0,21 persen ke posisi 23.004,54.“Resolusi atas penutupan pemerintah jelas akan memperbaiki sentimen, terutama saat margin kesalahannya sempit,” kata Terry Sandven, Kepala Strategi Ekuitas di US Bank Wealth Management, Minneapolis.“Harga saham mencapai titik tertinggi sepanjang masa dan valuasinya tinggi, dan jika penutupan pemerintah terselesaikan, beban investor berkurang satu hal,” tambahnya.Ketiga indeks mencatat pelemahan dibanding penutupan Jumat sebelumnya. Nasdaq membukukan penurunan mingguan terbesar sejak akhir Maret atau awal April, di tengah kekhawatiran meningkatnya valuasi saham-saham momentum terkait kecerdasan buatan yang sebelumnya menjadi pendorong utama reli pasar saham.Ilustrasi Wall Street. Foto: Shutterstock“Naik turunnya harga dan periode konsolidasi merupakan bagian dari pasang surut normal pasar saham,” ungkap Sandven.Kekhawatiran akibat penutupan pemerintah terlihat jelas dalam survei awal Universitas Michigan mengenai Sentimen Konsumen bulan November, yang turun ke level terendah dalam lebih dari tiga tahun.Penilaian peserta survei terhadap kondisi saat ini anjlok ke angka paling pesimistis dalam sejarah survei. Sentimen secara keseluruhan merosot 29,9 persen sejak November 2024, ketika Presiden AS Donald Trump terpilih untuk masa jabatan keduanya di Gedung Putih.Penutupan pemerintah juga memadamkan sejumlah indikator ekonomi resmi, mempersulit mandat ganda Federal Reserve untuk menjaga stabilitas harga dan mempromosikan lapangan kerja penuh.“Jelas pasar tenaga kerja sedang melemah dan investor mengambil pola pikir ‘jual dulu, tanya belakangan’ sejauh ini di bulan November,” tambah Detrick.Musim laporan keuangan kuartal ketiga mendekati akhir, dengan 446 perusahaan di S&P 500 telah melaporkan kinerjanya. Dari jumlah tersebut, 83 persen mencatatkan laba di atas perkiraan, menurut data LSEG. Analis kini memperkirakan pertumbuhan laba S&P 500 secara tahunan mencapai 16,8 persen pada periode Juli–September, meningkat tajam dibandingkan pertumbuhan 8,0 persen setahun sebelumnya.