Rupiah Diprediksi Tertekan Jelang Akhir Pekan, Pasar Cermati Kebijakan AS

Wait 5 sec.

Dolar AS dan Rupiah (Foto: dok. Antara)JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Jumat, 14 November 2025 diprediksi akan bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).Untuk diketahui mengutip Bloomberg, pada hari Kamis, 13 November, Kurs rupiah spot ditutup melemah 0,14 persen ke level Rp16.717 per dolar AS. Sementara itu, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup turun 0,14 persen di level harga Rp16.722 per dolar AS.Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi, menjelaskan bahwa Dewan Perwakilan Rakyat AS telah mengesahkan RUU yang membuka jalan bagi pendanaan pemerintah dan mengakhiri penutupan pemerintah terpanjang dalam sejarah, dengan Presiden Donald Trump kini siap untuk menandatangani RUU tersebut menjadi undang-undang."RUU tersebut yang akan menjaga pendanaan pemerintah hingga setidaknya 30 Januari, disahkan dengan suara 222 banding 209, dengan 216 anggota Partai Republik dan enam anggota Partai Demokrat mendukung RUU tersebut," ujarnya dalam keterangannya, dikutip Jumat, 14 November.Ia menambahkan bahwa pengesahan RUU tersebut membantu meredakan ketidakpastian terhadap permintaan bahan bakar AS, mengingat penutupan pemerintah telah menyebabkan ribuan pembatalan penerbangan.Menurutnya dengan berakhirnya penutupan juga memungkinkan rilis data ekonomi resmi AS, sehingga pasar memperoleh kejelasan baru mengenai negara dengan konsumsi bahan bakar terbesar di dunia itu.Ibrahim juga menyoroti perbedaan pandangan para pejabat Federal Reserve mengenai potensi penurunan suku bunga di tengah kekhawatiran inflasi."Gubernur Fed Stephen Miran menggambarkan kebijakan moneter AS terlalu ketat, terutama karena ia yakin meredanya inflasi perumahan akan meredakan tekanan harga. Sementara itu, Presiden Fed Atlanta, Raphael Bostic, pada hari Rabu mengatakan bahwa ia lebih suka mempertahankan suku bunga tetap seperti saat ini sampai ada bukti jelas bahwa inflasi kembali ke target 2 persen The Fed," jelasnya.Sementara dari dalam negeri, Pemerintah menargetkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2026 sebesar 2,68 persen dari produk domestik bruto (PDB). Namun target ini berada di atas batas aman yang ditetapkan dalam target kinerja Kementerian Keuangan 2025–2029, yaitu di kisaran 2,45 persen hingga 2,53 persen PDB untuk tahun 2026.Bahkan outlook defisit APBN 2025 sebesar 2,78 persen juga telah melewati batas aman 2,53 persen dari PDB. Ketentuan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 70 Tahun 2025 mengenai Rencana Strategis Kementerian Keuangan 2025–2029.Untuk tahun 2026, defisit APBN ditetapkan sebesar Rp689,1 triliun atau 2,68 persen PDB atau lebih tinggi dibanding target awal dalam RAPBN 2026 yang senilai Rp638,8 triliun atau 2,48 persen PDB. Adapun target defisit aman untuk 2027 berada di kisaran 2,35–2,50 persen PDB, kemudian 2,32–2,50 persen pada 2028, serta 2,24–2,50 persen pada 2029.Meski rasio defisit APBN terhadap PDB menjadi indikator kebijakan fiskal yang adaptif dan mendorong transformasi ekonomi, Kementerian Keuangan tidak merinci dasar penetapan batas aman tersebut.Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada perdagangan Jumat, 14 November 2025 dalam rentang harga Rp16.730 - Rp16.770 per dolar AS.