Pria Asal Langkat Tewas di Kamboja, Jenazahnya Tiba di Bandara Kualanamu

Wait 5 sec.

Anggota DPD RI Provinsi Sumut, Pendeta Penrad Siagian (tengah) dan Ega Prasetya, adik kandung Argo Prasetyo, warga Langkat yang tewas di Kamboja, hadiri pemulangan jenazah korban di Terminal Kargo Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Jumat (14/11/2025). Foto: Amar Marpaung/kumparanPria bernama Argo Prasetyo (25 tahun), asal Langkat, Sumatera Utara, tewas di salah satu perusahaan scam di Kamboja pada Selasa (30/9).Argo ditemukan di daerah Krong Bavet, perbatasan antara Vietnam dan Kamboja, dalam kondisi tidak berdaya dengan luka lebam di sekujur tubuhnya.Kini, jenazah Argo telah tiba di Bandara Kualanamu, Deli Serdang, pada Jumat (14/11). Keluarga telah menerima jenazah tersebut dan berencana memakamkannya langsung di kediaman.“Jenazah kan sudah terlalu lama ya di sana, dari keluarga kayaknya sudah engga mau autopsi lagi, mau langsung dikebumikan saja,” kata Ega Prasetya, adik kandung korban, saat ditemui di Terminal Kargo Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Jumat (14/11).Jenazah Argo Prasetyo, pria asal Langkat yang tewas di Kamboja tiba di Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Jumat (14/11/2025). Foto: Amar Marpaung/kumparanPihak keluarga didampingi anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Provinsi Sumatera Utara dan Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Sumut dalam penyerahan jenazah dari Terminal Kargo Bandara Kualanamu.Di kesempatan yang sama, anggota DPD RI Provinsi Sumut, Pendeta Penrad Siagian, mengatakan proses pemulangan jenazah Argo telah dibantu oleh Kementerian Luar Negeri dan KBRI di Kamboja.“Mereka yang saya minta bantuan dalam proses pemulangan jenazah, Alhamdulillah bisa terjadi pada hari ini,” ujar Penrad.Penrad menyebut, proses pemulangan jenazah Argo membutuhkan waktu kurang lebih dua bulan setelah Argo dinyatakan meninggal dunia di Kamboja.“Sejak almarhum meninggal dunia hampir mau dua bulan, 46 hari setelah almarhum meninggal. Jadi prosesnya agak panjang memang, karena kita tahu almarhum ini menjadi PMI (pekerja migran Indonesia) yang masuk secara ilegal di Kamboja,” ucapnya.Pemulangan jenazah Argo mengeluarkan biaya sekitar Rp 140 juta. Pihak Kemenlu, Dubes, dan sejumlah pihak turut membantu biaya tersebut.“Tapi ada banyak pihak Kemenlu, pihak kedubes dan teman-teman banyak yang bantu untuk memulangkan jenazah itu,” imbuh Penrad.Penrad menegaskan proses hukum atas kematian Argo masih terus berjalan dengan menuntut perusahaan scam yang diduga melakukan penganiayaan.“Saya sudah berkomunikasi dengan pihak Kemenlu dan juga pihak kedubes kita, KBRI di Kamboja. Jadi kita sedang menggugat perusahaan atau orang-orang yang mengakibatkan meninggalnya almarhum Argo ini di sana akibat kekerasan,” katanya.“Jadi kita sudah melaporkan ini, pihak KBRI kita sudah melaporkan ke pihak yang berwajib di Kamboja,” tutupnya.