Proses penimbunan sampah di zona transisi TPA Regional Piyungan. Foto: Pandangan Jogja/Arif UTDinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta mencatat timbulan sampah harian mencapai 332,48 ton. Dari jumlah tersebut, 52,98 ton belum mampu ditangani oleh fasilitas pengolahan yang ada.Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan DLH Kota Yogyakarta, Ahmad Haryoko, menjelaskan kondisi tersebut dalam agenda Forum Wartawan di Gedung DPRD DIY, Kamis (13/11).“Unit-unit pengolahan sampah baru sampai 200-an ton per hari yang bisa dikelola. Dari 300-an ton ini masih ada sisa 52,98 ton yang belum tertangani,” kata Haryoko.Menurutnya, penanganan sampah Kota Yogya masih ditopang oleh Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Piyungan. DLH rutin mengajukan kuota pembuangan mingguan.“Kami juga masih bergantung dengan keberadaan TPA Piyungan yang mudah-mudahan masih dapat menerima kami,” ujarnya.Haryoko menambahkan, salah satu kendala pengolahan adalah keterbatasan kemampuan mesin. Perangkat pengolah sampah rentan mengalami keausan dan korosi.“Jadi menyisakan 10-15 ton sehari tapi karena memang yang namanya mesin pengolah, gampang aus, kena sampah gampang korosi,” ucapnya.“Setiap ada kerusakan pasti istirahat dulu,” sambungnya.Saat ini, DLH bersama Pemda DIY dan pemerintah kabupaten/kota lain tengah menyiapkan proyek Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL). Perencanaan telah memasuki tahap penyusunan perjanjian kerja sama (PKS).“Tadi kami baru saja melaksanakan rapat terkait dengan penyusunan perjanjian kerjasama terkait PKS ini dan kami memang ditargetkan selesai di November ini. Untuk pembuatan PKS bekerja sama bertiga, dengan Pemerintah DIY, yang ada di desa, dusun Ngablak Piyungan,” ujarnya.