Mengenal Sultan Tidore Zainal Abidin Syah, Tokoh Penting di Perebutan Irian Barat

Wait 5 sec.

Sultan Tidore Zainal Abidin Syah (Wikimedia)YOGYAKARTA – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada 10 tokoh nasional. Dari 10 nama yang mendapat gelar pahlawan, ada satu nama yang mencuri perhatian yakni Sultan Tidore Zainal Abidin Syah. Dalam sejarah, masyarakat mungkin akan mengenal Sultan Tidore Zainal Abidin Syah sebagai salah satu tokoh yang menentang pemisahan Irian Barat (Papua) dari Negara Indonesia Timur (NIT), negara bagian Republik Indonesia Serikat (RIS) yang dibentuk oleh Belanda kala itu. Di luar dari hal tersebut, siapa Zainal Abidin Syah sebenarnya?Mengenal Sultan Tidore Zainal Abidin SyahDalam Sultan Zainal Abidin Syah: From the Kingdom of Tidore to the Republic of Indonesia dijelaskan bahwa Zainal Abidin Syah lahir di Soa Sio, Tidore, pada 5 Agustus 1912. Zainal Abidin dalam beberapa catatan dikenal dengan sebutan lain yaitu Zainal Abidin Alting.Zainal Abidin sendiri adalah putra dari Sultan Tidore sebelumnya yaitu Dano Husain. Sedangkan ibu Sultan Zainal bernama Dano Salma. Sebagai putra kerajaan, Zainal Abidin memiliki latar belakang pendidikan yang cukup tinggi di masanya. Pendidikan sekolah dasarnya ditempuh di Bumiputera Hollandsch Inlandsche School (HIS), SD Belanda untuk bangsawan pribumi yang ada di Ternate.Tidak sampai HIS, Zainal Abidin melanjutkan pendidikannya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), pendidikan setingkat SMA milik Belanda yang ada di Batavia. Setelah lulus dari MULO, ia pindah ke Makassar, Sulawesi Selatan untuk melanjutkan pendidikannya di Opleidings Scholen voor Inlandsche Ambtenaren (OSVIA), sekolah yang diperuntukan bagi calon pejabat pemerintah kolonial di tahun 1934.Setelah pendidikan formalnya selesai, Zaenal Abidin diangkat sebagai Ambtenaar atau pejabat bribumi dengan jabatan Kepala Distrik di tiga daerah, yaitu Ternate di Maluku Utara, Manokwari, dan Sorong di Papua Barat.Zaenal Abidin sempat diasingkan di masa penjajahan Jepang. Kolonial Jepang menganggap Zaenal sebagai tokoh ancaman karena menjadi pewaris Kesultanan Tidore. Pada tahun 1944 ia kemudian ditawan dan diasingkan ke Jailolo hingga Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan pada tahun 1945.Kepemimpinan Zaenal Abidin di Kesultanan Tidore sendiri dimulai setelah proklamasi Indonesia dibacakan. Menurut sejarawan Belanda, P.J. Drooglever, Zaenal Abidin Alting diangkat menjadi Sultan Tidore pada bulan Desember 1946 di Denpasar, Bali. Kesultanan Tidore kemudian menobatkan Zaenal sebagai raja pada Januari 1947. Penobatan tersebut dilakukan di Soa Sio, Tidore.Tidak hanya menjadi Sultan Tidore, Zainal Abidin Syah juga dikenal sebagai Gubernur Irian Barat Pertama. Ia dilantik pada 23 September 1956. Zainal Abidin bukan orang sembarangan. Ia dikenal vokal menolak pemisahan Irian Barat (Papua) dari Indonesia yang kala itu Belanda masih berusaha mempertahankan Irian Barat sebagai wilayah kekuasaannya.Selain mengenal Sultan Tidore Zainal Abidin Syah, Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.