Presiden Prabowo Subianto memimpin Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional 2025 di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/11/2025). ANTARA/Andi FirdausJAKARTA - Wakil Ketua Komisi X DPR Lalu Hadrian Irfani mengajak seluruh masyarakat Indonesia memaknai Hari Pahlawan tahun 2025 sebagai momentum meneguhkan semangat pengabdian, persatuan, dan gotong royong di tengah tantangan zaman yang terus berkembang pesat. Pimpinan komisi bidang pendidikan itu mengatakan perjuangan para pahlawan perlu dilanjutkan dengan pengabdian nyata, termasuk dalam politik yang berpihak pada rakyat. “Perjuangan para pahlawan tidak berhenti setelah merebut kemerdekaan. Tugas kita hari ini adalah melanjutkannya dalam bentuk pengabdian yang nyata. Termasuk politik haruslah menjadi alat pengabdian, bukan alat kekuasaan,” ujar Lalu Hadrian Irfani di gedung DPR, Senin, 10 November. Lalu menekankan semangat kepahlawanan sejati tidak diukur dari pangkat atau jabatan, tetapi sejauh mana seseorang menjadikan peran dan tanggung jawabnya sebagai jalan untuk melayani rakyat serta memperjuangkan keadilan sosial."Hari ini kita tidak lagi berperang melawan penjajahan fisik, tapi menghadapi tantangan yang tak kalah berat. Kemiskinan, ketimpangan, kebodohan, dan korupsi moral. Semua itu hanya bisa dihadapi dengan semangat pengabdian dan persatuan,” katanya.Lalu pun mengingatkan peringatan Hari Pahlawan harus menjadi momentum bagi generasi muda untuk menyalakan semangat perjuangan dalam konteks kekinian."Generasi muda harus mampu menjadi pahlawan di zamannya bukan dengan mengangkat senjata, tapi dengan keberanian berpikir kritis, semangat berinovasi, dan komitmen menjaga nilai-nilai kejujuran, gotong royong, dan kebangsaan,” kata Lalu. Menurut Lalu, tantangan yang dihadapi generasi sekarang jauh lebih kompleks karena meliputi aspek perkembangan zaman dan teknologi.“Arus globalisasi, disrupsi digital, dan gencarnya teknologi membuat batas antarbangsa semakin kabur, sehingga nilai-nilai nasionalisme dan moralitas mudah tergerus. Kemajuan teknologi adalah peluang besar, tapi juga ujian bagi karakter bangsa. Di tengah derasnya arus informasi dan budaya global, anak muda harus bisa memilah mana yang membangun dan mana yang bisa merusak jati diri bangsa,” paparnya.Lalu memaparkan menjadi pahlawan masa kini bisa dilakukan dengan banyak cara. Dia bilang, generasi muda bisa menjadi hero zaman now, seperti misalnya menjadi guru yang tulus, peneliti yang berdedikasi, pengusaha yang jujur, atau pemuda yang menggunakan teknologi untuk kebaikan. “Semua bentuk pengabdian itu adalah keberlanjutan dari semangat para pahlawan,” ungkapnya.Lalu lantas menekankan politik pengabdian harus diwujudkan dalam kebijakan publik yang berpihak kepada rakyat."Politik yang berpihak pada rakyat adalah bentuk penghormatan tertinggi kepada para pahlawan. Kita meneruskan perjuangan mereka bukan dengan pidato, tapi dengan kebijakan yang menghadirkan kesejahteraan,” pungkasnya.