OJK: Free Float Minimal 10 Persen Bakal Diterapkan dalam Waktu Dekat

Wait 5 sec.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan, Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi. Foto: Bayu Pratama S/ANTARA FOTOOtoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan aturan kenaikan porsi saham beredar atau free float minimal 10 persen akan diterapkan dalam waktu dekat.Free float adalah porsi saham perusahaan tercatat yang dimiliki publik dan dapat diperdagangkan secara bebas di pasar. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, menyebut porsinya akan ditingkatkan bertahap."Kita akan naikkan mungkin dalam waktu dekat itu, kita akan naikkan ke 10 persen ya. 10 persen dan tentunya kita akan upayakan untuk paling tidak untuk yang IPO ke depannya itu kita harapkan harus minimal itu 10 persen dan berikutnya adalah 15 persen," ujarnya dalam acara Media Gathering Capital Market Journalist Workshop di Bali, Sabtu (15/11).Dia mengakui, posisi free float Indonesia saat ini masih jauh tertinggal dibandingkan kawasan lain."Saat ini Bursa Efek Indonesia itu adalah 7,5 persen [free float] di bawah regional tentunya ya, kita mesti akui dan tentunya ini dengan berbagai tantangannya kita perlu untuk tingkatkan ya," tuturnya.Katanya, target jangka panjang free float nasional ialah hingga 25 persen, namun realisasinya harus dilakukan bertahap karena konsekuensinya besar bagi emiten."Mungkin target kita memang 25 persen, tetapi nggak mungkin kita langsung ke 25 persen karena konsekuensinya itu cukup banyak. Jadi kita akan secara apa namanya bertahap," ucapnya.Selain memperbaiki struktur kepemilikan saham, pada tahun 2026 OJK bakal memperkuat pengawasan terhadap praktik perdagangan yang berpotensi menciptakan distorsi harga atau manipulasi pasar."Yang kedua itu adalah pemuatan pengawasannya terhadap praktek-praktek perdagangan saham yang berpotensi menimbulkan distorsi harga atau manipulasi pasar," ujar Inarno.OJK bersama Kementerian Keuangan, BEI, Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) telah membentuk task force lintas lembaga.Dari sisi suplai, Inarno menyebut, OJK mendorong emiten besar untuk melantai di bursa serta memperluas instrumen keuangan berbasis ESG, termasuk optimalisasi bursa karbon yang kini telah membuka perdagangan internasional.Dari sisi permintaan, OJK akan memperluas basis investor, termasuk mendorong systematic investment plan (SIP) dan meningkatkan partisipasi investor domestik dan institusional.