Perwakilan warga tiga kampung, anak tuha dan aparat kepolisian melakukan dialog terbuka di lokasi aksi. | Foto : IstimewaLampung Geh, Lampung Tengah - Kembali menggarap lahan yang mereka klaim sebagai ruang hidup dan wilayah garapan turun-temurun. Masyarakat dari tiga kampung di kecamatan Anak Tuha, Lampung Tengah, mengambil langkah tegas pada (9/11).Aksi ini dilakukan meski area tersebut juga diklaim sebagai bagian dari HGU PT Bumi Sentosa Abadi (BSA). Bagi warga, kembali bertani bukan sekadar aktivitas bercocok tanam, tetapi pernyataan bahwa mereka tidak bisa terus menunggu penyelesaian konflik agraria yang tak kunjung tuntas.Salah satu massa aksi menegaskan bahwa kebutuhan untuk memastikan keberlangsungan hidup keluarga menjadi alasan utama mereka turun ke lahan. Mereka menyebut situasi ekonomi yang semakin sulit dan ketimpangan penguasaan tanah membuat aksi ini tidak dapat ditunda.Dalam video yang diterima Lampung Geh, perwakilan massa aksi mengatakan bahwa mereka telah berada di lokasi selama tiga hingga empat hari tanpa ada keputusan dari pihak kepolisian maupun agraria.“Mulai besok kami memberi keputusan untuk mematok tanah ini. Jangan tahan kami, karena tanah ini milik kami,” ujarnya di hadapan aparat.Ia juga meminta agar kepolisian tetap berada pada posisi netral.“Kami berharap Bapak tidak berpihak. Kami masyarakat biasa, cukup berdiri di tengah,” tuturnya.Massa aksi menegaskan bahwa selama lebih dari setengah abad mereka tidak pernah menikmati lahan yang mereka anggap sebagai hak ulayat.Menurutnya, pematokan dilakukan sekaligus untuk mengukur seluruh lahan yang selama ini digarap PT BSA.Mereka menyebut langkah itu penting guna mengetahui luas keseluruhan tanah yang dipersoalkan.“Setengah abad lebih kami menderita karena tanah hidup kami digarap perusahaan,” tuturnya.Dalam forum terbuka itu, warga meminta agar tidak ada lagi gangguan maupun tindakan represif seperti yang pernah mereka alami pada 2023. Mereka mengatakan bahwa perjuangan dilakukan demi mempertahankan warisan nenek moyang yang menjadi sumber kehidupan.Sementara itu, perwakilan kepolisian yang hadir menyatakan bahwa mereka bekerja berdasarkan aturan dan tetap diawasi oleh internal institusi. Ia meminta warga menjaga situasi tetap kondusif.“Kalau merasa harus diperjuangkan, perjuangkan. Tapi dengan cara yang cerdas, aman, dan tidak anarkis,” katanya. (Taufik/Lua)