Hackathon 2025 bertema Indonesia's NextGen Digital Sprint with 5G and AI (dok. Kemenperin).JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah mendorong percepatan transformasi digital di sektor manufaktur dengan menggandeng perusahaan global asal Amerika Serikat (AS) dan Swedia.Melalui Pusat Industri Digital Indonesia (PIDI 4.0), Kemenperin melibatkan perusahaan multinasional di sektor telekomunikasi asal Swedia, Ericsson, dan perusahaan teknologi dari AS, Qualcomm, kemudian Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).Kolaborasi tersebut membidik penerapan artificial intelligence (AI) dan 5G secara lebih masif di industri nasional lewat penyelenggaraan Hackathon 2025 bertemakan "Indonesia's NextGen Digital Sprint with 5G and AI".PIDI 4.0 ada di bawah naungan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) sebagai pintu transformasi bagi industri nasional.Tak hanya itu, Kemenperin juga mengembangkan Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) sebagai standar pengukuran kesiapan digital industri. Indeks itu bertujuan mendukung percepatan digitalisasi industri.Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan kolaborasi lintas sektor merupakan kunci keberhasilan transformasi industri 4.0."Keberhasilan implementasi industri 4.0 tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga kesiapan sumber daya manusia serta kematangan proses bisnis," ujar Agus dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 15 November 2025.Adapun gelaran Hackathon 2025 melibatkan talenta muda, startup, dan pengembang untuk menciptakan prototipe berbasis teknologi 5G serta artificial intelligence (AI). Rangkaian kegiatan telah dimulai pada 18 September hingga mencapai babak final di 12-13 November 2025.Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI), Doddy Rahadi, menyebut Indonesia membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang bukan sekadar mampu menggunakan teknologi, melainkan juga menciptakannya."Hackathon ini sejalan dengan arah pembangunan industri nasional dalam Making Indonesia 4.0 serta visi Indonesia menjadi 10 besar ekonomi dunia 2030. Kuncinya ialah transformasi teknologi, penguatan inovasi, dan digitalisasi manufaktur," katanya.Sementara itu, Kepala Pusdiklat SDM Industri, Sidik Herman, menambahkan industri kini semakin optimistis terhadap perbaikan proses bisnis dan peluang inovasi digital."Hackathon bukan hanya kompetisi, melainkan laboratorium inovasi yang mempertemukan kreativitas, teknologi, dan tantangan nyata industri.""Fokus kami pada AI generatif, 5G, IoT, robotics, dan edge computing memberi ruang bagi talenta Indonesia untuk menjawab pain points industri," ujarnya.Tahun ini, tantangan yang diangkat berasal dari sektor otomotif, alat kesehatan, serta makanan dan minuman. Dengan demikian, solusi yang dikembangkan tidak hanya inovatif, tetapi juga relevan dan dapat diterapkan langsung dalam proses industri.Kemenperin optimistis semangat kolaborasi peserta Hackathon 2025 akan menjadi fondasi penting bagi penguatan ekosistem inovasi nasional, sekaligus mendorong lahirnya solusi industri masa depan tangguh, efisien, dan berdaya saing global.