Ilustrasi mahasiswa khawatir. Foto: fizkes/ShutterstockDi tengah derasnya arus informasi, ekspektasi sosial yang tinggi, dan perubahan zaman yang serba cepat, banyak Gen Z yang merasa kehilangan arah dan bingung dengan identitas mereka sendiri. Gen Z tumbuh di era yang penuh dengan kebebasan berekspresi, tetapi juga dibayangi ketidakpastian. Mereka punya banyak pilihan, tetapi justru hal itu yang membuat mereka semakin bingung.Hidup di era digital memang membawa banyak keuntungan, tapi juga tantangan tersendiri. Gen Z tumbuh dengan internet di genggaman, membuat mereka selalu terhubung dengan berbagai informasi dan kehidupan orang lain.Sayangnya, melihat pencapaian orang lain di media sosial sering kali menimbulkan rasa tidak cukup baik. Seolah-olah, semua orang di luar sana sudah tahu apa yang mereka inginkan dan sedang menjalani hidup yang "sempurna." Akibatnya, banyak Gen Z yang merasa tersesat dan mempertanyakan diri sendiri, "Kenapa aku belum bisa seperti mereka?"Di media sosial, kita sering melihat kisah sukses anak muda yang menjadi miliarder sebelum usia 25, membangun startup sukses, atau berprestasi di panggung internasional. Hal ini membuat banyak Gen Z merasa bahwa mereka harus sukses secepat mungkin; kalau tidak, mereka akan tertinggal.Ilustrasi akses jalan di tengah hutan Foto: Dok. IstimewaPadahal, kenyataannya tidak semua orang memiliki jalan hidup yang sama. Namun, tekanan ini tetap ada dan sering kali menyebabkan kecemasan serta perasaan gagal, meskipun mereka sebenarnya sedang berada di jalur yang tepat untuk berkembang.Zaman terus berubah, begitu juga dengan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat. Gen Z dihadapkan pada berbagai pilihan dalam hidup, mulai dari cara berkarier, memilih gaya hidup, hingga pandangan tentang kebahagiaan.Di satu sisi, mereka ingin mengejar passion dan hidup dengan cara mereka sendiri. Namun, di sisi lain, ada tekanan untuk tetap mengikuti norma sosial, seperti memiliki pekerjaan tetap, menikah di usia tertentu, atau mencapai kestabilan finansial secepat mungkin. Kebingungan ini membuat mereka merasa stuck di antara harapan orang lain dan keinginan pribadi mereka.Gen Z hidup di masa yang penuh dengan ketidakpastian, mulai dari ekonomi yang tidak stabil, isu perubahan iklim, hingga ketidakpastian dalam dunia kerja. Teknologi berkembang pesat dan banyak pekerjaan yang mungkin akan tergantikan oleh otomatisasi di masa depan. Hal ini membuat banyak dari mereka merasa cemas tentang apakah jalan yang mereka pilih sekarang akan tetap relevan dalam beberapa tahun ke depan.Ilustrasi wanita cemas. Foto: metamorworks/ShutterstockKegelisahan ini bukan sekadar perasaan sesaat. Jika dibiarkan, bisa berdampak buruk pada kesehatan mental dan kesejahteraan secara keseluruhan. Banyak Gen Z yang mengalami kecemasan berlebih, overthinking, atau bahkan kehilangan motivasi untuk menjalani hidup. Tidak jarang, mereka merasa tidak berharga dan mengalami tekanan emosional yang sulit dijelaskan.Selain itu, kebingungan dalam menentukan tujuan hidup juga bisa membuat seseorang sulit mengambil keputusan besar, seperti memilih jurusan kuliah, karier, atau bahkan membangun hubungan yang serius. Pada akhirnya, semua ini berujung pada rasa takut gagal dan keraguan terhadap diri sendiri. Berikut merupakan cara-cara Gen Z untuk bisa mengatasi kegelisahan eksistensial.Pertama, menerima bahwa ketidakpastian adalah bagian dari hidup. Tidak ada satu orang pun yang benar-benar tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Dan itu normal! Hidup bukan soal menemukan semua jawaban dalam satu waktu, melainkan soal menjalani prosesnya. Daripada terlalu terobsesi dengan hasil akhir, cobalah untuk fokus pada perjalanan dan pengalaman yang didapat.Kedua, menjelajahi diri dan mencoba hal baru. Jika masih bingung dengan tujuan hidup, jangan takut untuk mencoba berbagai hal baru. Ikut kegiatan yang berbeda, mengeksplorasi hobi baru, atau bahkan mengambil tantangan di luar zona nyaman bisa membantu menemukan apa yang benar-benar membuatmu merasa hidup.Kemudian, mengubah mindset tentang kesuksesan. Kesuksesan bukan hanya soal uang atau popularitas. Bagi sebagian orang, sukses adalah ketika mereka bisa melakukan sesuatu yang mereka sukai. Bagi yang lain, sukses berarti bisa memberi dampak positif bagi orang lain. Jadi, berhenti membandingkan diri dengan standar orang lain dan temukan definisi sukses versimu sendiri.Ilustrasi menenangkan stress. Foto: Getty ImagesSelain itu, membangun makna dalam hidup. Hidup terasa lebih berarti ketika kita memiliki sesuatu yang kita pedulikan. Entah itu melalui pekerjaan, relasi dengan orang-orang terdekat, atau berkontribusi bagi komunitas; menemukan hal yang membuat kita merasa terhubung dengan sesuatu yang lebih besar bisa membantu mengatasi kegelisahan eksistensial.Terakhir, mengurangi tekanan sosial dan fokus pada diri sendiri. Kita sering kali terlalu sibuk melihat kehidupan orang lain sampai lupa fokus pada diri sendiri. Media sosial memang bisa menjadi sumber inspirasi, tetapi jika mulai membuatmu merasa tertekan, mungkin sudah saatnya untuk membatasi penggunaannya. Ingat, setiap orang punya perjalanan hidupnya masing-masing dan itu tidak harus sama dengan orang lain.Kegelisahan eksistensial adalah sesuatu yang wajar, terutama di usia muda. Namun, penting untuk diingat bahwa hidup bukanlah tentang mencari jawaban yang pasti, melainkan tentang menjelajahi dan menemukan makna di sepanjang perjalanan.Jika kamu merasa bingung dan bertanya-tanya, "Aku siapa? Aku mau apa?", itu tidak masalah. Teruslah berjalan, nikmati prosesnya, dan jangan takut untuk berubah arah jika diperlukan. Pada akhirnya, setiap orang akan menemukan jalannya sendiri dengan cara mereka sendiri.