VinFast Dinilai Pengamat Mendorong Kemajuan Teknologi Mobil Listrik di ASEAN

Wait 5 sec.

VinFast VF 5 di GJAW 2024. Foto: Fitra Andrianto/kumparanPengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu, melihat strategi VinFast tidak berhenti pada penjualan kendaraan ke konsumen. Ia menilai langkah pabrikan jenama Vietnam itu justru membentuk model bisnis yang mengikat pengguna lewat layanan dan ekosistem yang lebih luas.Menurutnya, pendekatan tersebut membuat VinFast tampil berbeda dibanding produsen otomotif yang masih mengandalkan strategi jual–putus. Ia menilai integrasi layanan dan kendaraan menciptakan nilai tambah yang relevan dengan kebutuhan pasar kendaraan listrik Indonesia yang tengah tumbuh cepat.Suasana pabrik VinFast di Vietnam. Foto: Dok. VinFast“VinFast bukan hanya menjual kendaraan, tetapi mengintegrasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari konsumen, sehingga menciptakan nilai tambah yang signifikan bagi pasar kendaraan listrik Indonesia. Langkah ini menandai awal pengembangan model design-as-service sekaligus ekspansi ke bisnis energi,” jelasnya Yannes di Vietnam baru-baru ini.Yannes juga menyoroti kemampuan VinFast membangun fasilitas manufaktur canggih di Hai Phong dalam kurun 21 bulan. Ia menyebut pencapaian itu sebagai bukti bahwa Asia Tenggara mulai bertransformasi dari pusat perakitan menjadi kawasan pencipta teknologi otomotif yang punya daya saing global.Suasana pabrik VinFast di Vietnam. Foto: Dok. VinFastIa menilai kehadiran VinFast menunjukkan bahwa kompetensi industri di kawasan tak kalah dari pemain Eropa, Amerika, Jepang, maupun Tiongkok. Pencapaian tersebut bukan hanya soal harga yang kompetitif, tetapi juga inovasi, desain, dan kualitas yang mulai dipandang setara.Lebih jauh, masih kata Yannes VinFast kini berkembang menjadi simbol kawasan Asia Tenggara, bukan sekadar ikon industri Vietnam. Ia membandingkan posisi VinFast dengan Ford bagi Amerika atau Toyota bagi Jepang, di mana masing-masing merek menjadi representasi identitas dan kemajuan negaranya.“VinFast dapat benar-benar dianggap sebagai perwakilan Vietnam dengan potensi terkuat untuk menjadi citra merek dari ASEAN, berkat posisinya sebagai pelopor kendaraan listrik global pertama dari kawasan ASEAN yang beroperasi secara independen tanpa bergantung pada prinsipal asing,” tambah Yannes.VinFast VF 3 dipamerkan di IIMS 2025. Foto: VinFastDi sisi lain, ia memandang kontribusi VinFast tidak hanya berdampak pada industri otomotif tetapi juga pada dinamika geopolitik dan teknologi kawasan. Fokus perusahaan pada pengembangan kendaraan listrik disebut mendefinisikan ulang cara Asia Tenggara dipersepsikan dalam peta teknologi global.“Langkah berani ini otomatis menjadikan VinFast sebagai bagian dari aspirasi besar kawasan ASEAN. Karena itu, kesuksesan VinFast bisa dianggap sebagai kemenangan bersama yang memperkuat posisi dan daya tawar ASEAN di kancah global,” tegasnya.VinFast VF7 Fantastic 4 Edition. Foto: Fitra Andrianto/kumparan