CEO NVIDIA Jensen Huang menyampaikan pemaparan dalam acara diskusi pada Indonesia AI Day di Jakarta, Kamis (14/11/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparanCEO raksasa chip NVIDIA, Jensen Huang, memberi peringatan bahwa Amerika Serikat (AS) berisiko tertinggal oleh China dalam perlombaan mengembangkan teknologi kecerdasan buatan (AI). Menurutnya, keunggulan China atas AS dalam pengembangan AI kini hanya dalam hitungan nanodetik."China akan menangkan perlombaan AI," kata Huang dilansir Reuters pada Kamis (6/11).Huang berpendapat AS sebenarnya bisa kembali unggul jika para pengembang teknologi di seluruh dunia, termasuk yang berada di China, menggunakan ekosistem NVIDIA. Namun, ia mengkritik kebijakan pemerintahan AS di bawah Donald Trump yang melarang ekspor chip tercanggih NVIDIA ke China, dan menyebutnya sebagai langkah yang kontra-produktif."Kami ingin dunia dibangun di atas ekosistem teknologi Amerika. Itu sudah pasti. Tetapi kami juga perlu berada di China untuk mendapatkan dukungan para pengembang mereka. Sebuah kebijakan yang menyebabkan Amerika kehilangan separuh pengembang AI dunia tidak akan menguntungkan dalam jangka panjang, itu justru lebih merugikan kami," tambahnya.Presiden AS Donald Trump berjabat tangan dengan Presiden China Xi Jinping saat mereka mengadakan pertemuan bilateral di Bandara Internasional Gimhae, di sela-sela KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik, di Busan, Korea Selatan, Kamis (30/10/2025). Foto: Evelyn Hockstein/REUTERSSikap Tegas Pemerintah ASPernyataan Huang ini bertentangan langsung dengan kebijakan keamanan nasional yang diusung oleh pemerintah AS.Setelah pertemuannya dengan Presiden China Xi Jinping bulan lalu, Trump mengatakan ia tidak akan mengizinkan China mendapatkan akses ke chip Blackwell paling canggih dari NVIDIA."Yang paling canggih, kami tidak akan membiarkan siapa pun memilikinya selain Amerika Serikat," tegasnya.Pernyataan ini ditegaskan kembali oleh Juru Bicara Gedung Putih Karoline Leavitt pada hari Selasa."Mengenai chip yang paling canggih, yaitu chip Blackwell, itu bukanlah sesuatu yang ingin kami jual ke China untuk saat ini," katanya.Pakar Chip Terbaik China di AS, pulang kampungBeberapa diaspora, anak bangsa terbaik, ilmuwan sekaligus pakar chip ternama di AS telah pulang ke China. Jangan heran jika dalam beberapa tahun ke depan, bakal ada perusahaan China datang menyaingi NVIDIA yang kini amat dominan menguasai bisnis chip atau GPU untuk pengembangan, pelatihan, hingga operasional AI.Salah satu insinyur yang pulang itu bernama Wang Huanyu. Di AS, ia menduduki jabatan mentereng: insinyur implementasi system-on-chip (SoC) Apple. Wang pernah terlibat dalam penelitian dan pengembangan SoC Apple terkini yang digunakan pada komputer Mac, iPad Pro dan iPad Air. Chip itu termasuk M3 yang punya desain 3nm pada tahun 2023. Ia juga terlibat pada pengembangan chip M4, yang diperkenalkan setahun kemudian.Wang bisa saja berkarier selamanya di negeri Paman Sam, namun ia memutuskan pulang karena keahliannya begitu bernilai dan dihargai di negeri sendiri. Wang kini menjabat sebagai profesor di School of Integrated Circuits (ICs) di Huazhong University of Science and Technology (HUST), kampus yang menjadi almamaternya.Ia mengikuti jejak pakar semikonduktor lain lulusan Universitas Tsinghua bernama Sun Nan yang pulang ke China, seminggu sebelumnya. Selama di AS, Sun Nan menimba ilmu mengejar gelar Ph.D. di Universitas Harvard hingga melanjutkan studi di Universitas Austin, Texas. Karena kepakarannya di bidang chip, Nan punya julukan 'arsitek chip.' Sama seperti Wang, Nan diharap dapat "melatih profesional chip untuk China dan memecahkan masalah manufaktur teknologi chip kelas menengah dan atas," menurut laporan South China Morning Post.