Fadli Zon: Film dan Jurnalisme Dua Sisi dari Satu Mata Uang

Wait 5 sec.

Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon (dok Kemenbud)JAKARTA — Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyebut film dan jurnalisme sebagai dua sisi dari satu mata uang. Keduanya, kata dia, memiliki tanggung jawab moral yang sama dalam menggugah kesadaran publik dan memperkaya wawasan masyarakat.Pernyataan itu disampaikan Fadli saat menghadiri Malam Anugerah Festival Film Wartawan (FFW) 2025 di Jakarta, Sabtu 9 November malam. Acara yang didukung Kementerian Kebudayaan itu menjadi ajang penghormatan bagi karya dan pengabdian insan film serta jurnalis yang berperan membangun ekosistem perfilman nasional.“FFW bukan hanya perayaan karya sinema, tetapi juga pengakuan atas jalinan sejarah antara dunia jurnalistik dan perfilman Indonesia,” ujar Fadli.Ia menegaskan, sejarah panjang film Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peran wartawan. Sejak masa perjuangan kemerdekaan, keduanya berjalan beriringan mengabarkan kisah bangsa. Sosok Usmar Ismail disebutnya sebagai simbol keterkaitan erat antara jurnalisme, kebudayaan, dan perfilman.“Sejarah mencatat, film Indonesia lahir dari pena wartawan. Usmar Ismail adalah saksi, seorang wartawan dan sutradara yang menjadikan film sebagai alat perjuangan,” kata Fadli.Fadli juga menyoroti kemajuan pesat industri film nasional. Ia menilai pertumbuhan positif itu perlu dijaga melalui kolaborasi sineas, penulis, pemain, dan wartawan. “Industri film merupakan pilar penting kebudayaan kita. Saya berharap pertumbuhan ini berkelanjutan dengan dukungan semua pihak,” ujarnya.Dalam sambutannya, Fadli menyampaikan apresiasi terhadap capaian film Indonesia di berbagai festival internasional seperti Busan, Rotterdam, Berlin, Hong Kong, hingga Cannes. Menurutnya, prestasi tersebut menunjukkan daya saing insan film Indonesia di tingkat dunia, sejalan dengan amanat UUD 1945 untuk memajukan kebudayaan nasional.Malam anugerah FFW tahun ini juga dihadiri Presiden Timor Leste José Ramos-Horta yang menjadi tamu kehormatan. Fadli menyebut kehadirannya sebagai simbol persahabatan budaya antara Indonesia dan Timor Leste. Ia juga mengumumkan rencana pembangunan Museum Persahabatan Indonesia–Timor Leste di Taman Mini Indonesia Indah.“Semoga pada kunjungan berikutnya, Presiden Ramos-Horta dapat hadir untuk meresmikan museum ini bersama,” ujarnya.Sementara itu, Ketua FFW Benny Benke menyebut festival tahun ini mengkurasi lebih dari 150 film nasional dari berbagai genre. “FFW memberikan penghargaan kepada para pelaku film, termasuk Lifetime Achievement Award untuk tokoh pers dan insan film yang berjasa,” kata Benny.Dalam malam anugerah tersebut, Acha Septriasa, Fedi Nuril, Mawar De Jongh, Omara Esteghlal, Sheila Dara Aisha, dan Ringgo Agus Rahman meraih penghargaan utama di kategori horor, komedi, dan drama. Christine Hakim dan Ipik Tanoyo menerima Anugerah Pengabdian Seumur Hidup, sementara film Siapa Dia memperoleh Anugerah Khusus Juri.[see_also]- https://voi.id/berita/531978/diperkirakan-ada-104-ribu-kasus-tbc-di-jawa-tengah-baru-ditemukan-72-ribu- https://voi.id/lifestyle/531736/5-tarian-daerah-sumatera-utara-dan-penjelasan-maknanya- https://voi.id/olahraga/531985/benjamin-sesko-cedera-lutut-manchester-united-ketar-ketir[/see_also]Acara berlangsung meriah dengan kehadiran para tokoh film nasional seperti Christine Hakim, Slamet Rahardjo, dan Garin Nugroho, serta pejabat Kementerian Kebudayaan.Menutup acara, Fadli Zon menegaskan bahwa Festival Film Wartawan adalah bentuk nyata kolaborasi antara media, pelaku film, dan pemerintah dalam memajukan kebudayaan nasional.