Hamas Kembalikan Jenazah Putranya Setelah 11 Tahun, Orang Tua Hadar Goldin Kritik Otoritas Israel

Wait 5 sec.

Simcha dan Leah Godin saat memberikan pernyataan mengenai pemulangan jenazah putra mereka Letnan Hadar Godin. (Alon Gilboa/Hostages Forum)JAKARTA - Orang tua Letnan Hadar Goldin mengutarakan kritiknya terhadap otoritas Israel, sebaliknya memuji Israel Defense Forces (IDF), seiring dengan pengembalian jenazahnya oleh Hamas setelah 11 tahun.Bersyukur atas pengembalian jenazah putranya, Leah dan Simcha menyampaikan kritik tersirat terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan para pemimpin politik, memuji "IDF, dan bukan siapa pun," karena telah membawa jenazah putranya, seorang prajurit tempur Givati ​​yang gugur di Gaza pada tahun 2014, kembali ke Israel untuk dimakamkan."Kami telah membicarakan nilai-nilai IDF selama 11 tahun. Itulah yang Hadar tinggalkan untuk kami, nilai bahwa kami tidak meninggalkan prajurit di medan perang, kami berjuang untuk para pejuang," kata ayah Goldin, dikutip dari The Times of Israel 10 November.Leah Goldin mencatat, mereka berdiri di lokasi yang sama pada Agustus 2014, tak lama setelah Hadar tewas, meminta pemerintah dan IDF untuk tidak meninggalkan jenazah putra mereka di Gaza.Ia mengatakan tampak jelas bagi mereka saat itu bahwa pemerintah Israel tidak akan pernah meninggalkan seorang prajurit pun. Namun, kenyataannya mereka harus berjuang selama 11 tahun terakhir untuk memulangkannya.Jenazah perwira IDF Letnan Hadar Goldin yang dikembalikan Hamas ke Israel. (Sumber: IDF)"Kami membutuhkan 11 tahun untuk mendapatkannya kembali, dengan bantuan IDF dan dinas keamanan," ujarnya."Kami berkeliling dunia untuk melakukan hal yang mustahil, untuk menunjukkan bahwa kami memiliki nilai-nilai bersama, apa pun agama atau rasnya, semua orang memiliki tanggung jawab untuk membawa pulang jenazah seorang prajurit dari medan perang untuk dimakamkan dengan layak," jelas Leah Goldin."Inilah nilai-nilai yang kami perjuangkan. Kami telah melewati begitu banyak kekecewaan," tandasnya.Lebih jauh ia mengungkapkan, pada saat pandemi COVID, "kami bisa saja mendapatkan kembali (Hadar dan tiga sandera lainnya yang saat itu ditawan di Gaza) dengan imbalan vaksin" — menunjukkan Israel bisa saja mensyaratkan pembebasan keempat sandera tersebut untuk memasok vaksin ke Gaza. Namun, "para pengambil keputusan di sini tidak melakukannya."Leah Goldin sebelumnya menuduh PM Netanyahu menjadikan isu pemulangan tentara yang gugur "menjadi masalah bagi keluarga (saja)," dan menjadikan keluarganya "menjadi musuh rakyat."Jenazah perwira IDF Letnan Hadar Goldin yang dikembalikan Hamas ke Israel. (Sumber: IDF)Leah juga mengatakan, mereka berjuang untuk mengamankan kembalinya tentara yang diculik, dan, merujuk pada invasi Hamas pada 7 Oktober, bertanya: "Siapa yang mengira warga sipil akan diculik?"Keluarga Goldin mengatakan putra mereka adalah simbol dari apa yang bisa dilakukan di Israel."7 Oktober adalah panggilan dan alarm bagi semua orang di Israel," kata Leah Goldin."Jadi lihatlah kami, dan mari minum kopi bersama kami, dan kami akan menjelaskan kepada kalian bahwa kami harus berjuang untuk anak-anak kami karena tanpa mereka, kami tidak memiliki keberlangsungan," urainya."Ini sederhana dan bisa dilakukan, ini Yahudi dan Israel. Kami membawa kembali simbol itu dan sekarang kami harus melindunginya dan memperjuangkannya," tambah Simcha Goldin.Diberitakan sebelumnya, otoritas Israel pada Hari Minggu mengonfirmasi pemulangan jenazah Goldin yang terbunuh dalam perang di Gaza tahun 2014. Jenazahnya diserahkan oleh Hamas kepada Palang Merah di Gaza selatan untuk selanjutnya diserahkan ke Israel Defense Forces (IDF)."Pemerintah Israel turut berduka cita yang mendalam atas keluarga Goldin dan seluruh keluarga sandera yang gugur," bunyi pernyataan Kantor Perdana Menteri.IDF kemudian membawa jenazah tersebut ke institut forensik Abu Kabir di Tel Aviv guna menjalani identifikasi.Setelah mengonfirmasi, perwakilan militer telah memberi tahu keluarga Letnan Hadar Goldin, jenazahnya telah dikembalikan ke Israel oleh Hamas.Letnan Goldin tewas bersama dua rekannya dari unit pengintai Brigade Givati yang dicegat oleh Hamas dalam perang pada 1 Agustus 2014 lalu. Jenazahnya kemudian berada bersama Hamas selama kurang lebih 4.118 hari sebelum dipulangkan kemarin.