Ilustrasi PT SMF. Foto: PT SMFPT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau PT SMF menyalurkan pendanaan kepada lembaga penyalur pembiayaan perumahan mencapai Rp 14,53 triliun per kuartal III 2025. Penyalurannya melalui skema sekuritisasi dan pembiayaan.Secara kumulatif, dana yang SMF salurkan ke pasar pembiayaan primer sejak perusahaan berdiri hingga September 2025 mencapai Rp 135,23 triliun, terdiri dari Rp 14,21 triliun melalui sekuritisasi dan Rp 121,02 triliun melalui pembiayaan.“Di tahun 2024 kita bisa mencapai Rp 17 triliun (pendanaan kepada lembaga penyalur). Di tahun 2025 sampai dengan September itu Rp 14,5 triliun,” kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko SMF Bonai Subiakto dalam konferensi pers di Surakarta, dikutip dari Antara, Sabtu (15/11).Sementara itu, total pendanaan yang dihimpun SMF dari pasar modal dan sumber pendanaan lainnya mencapai sekitar Rp 10 triliun hingga September 2025. Secara akumulatif sejak awal berdiri, SMF telah menerbitkan surat utang sebanyak 73 kali dengan nilai total Rp 74,87 triliun.Bonai mencatat perseroan terus menjaga keberlangsungan kinerja keuangan yang positif, dengan mencatatkan aset senilai Rp 53,66 triliun per kuartal III 2025 atau tumbuh 6,7 persen year on year (yoy). Pada periode yang sama, liabilitas tercatat Rp 32,76 triliun dan ekuitas Rp 20,91 triliun.SMF memperoleh pendapatan sebesar Rp 2,43 triliun per akhir September 2025. Dengan kinerja positif itu, laba bersih perseroan tumbuh 3 persen yoy menjadi Rp 432 miliar.Berbagai indikator keuangan juga menunjukkan capaian yang solid, di mana return on assets (ROA) tercatat sebesar 1,07 persen, return on equity (ROE) berada pada level 2,82 persen, serta profit margin mencapai 17,68 persen.Rasio non-performing loan (NPL) berada pada level sangat rendah, yakni 0,003 persen, mencerminkan kualitas portofolio KPR yang didanai perseroan tetap terjaga baik.Dalam mendorong program 3 juta rumah, SMF berpartisipasi secara aktif di dalam dua produk, yakni penyaluran porsi 25 persen FLPP serta KPR Mikro Perumahan yang saat ini dinamakan Griya Tunas.Sejak 2018 hingga kuartal III 2025, SMF telah menyalurkan porsi 25 persen pendanaan KPR FLPP mencapai Rp29,92 triliun atau setara dengan 797.120 unit rumah.Penyaluran itu merupakan hasil leveraging sebesar 1,6 kali dari PMN yang diterima SMF melalui penerbitan surat utang senilai Rp 17,94 triliun. Hal itu selaras dengan mandat SMF sebagai alat fiskal pemerintah dalam mendukung percepatan pengentasan backlog perumahan.Dalam menjalankan mandat sebagai alat fiskal, SMF sebagai special mission vehicle pemerintah terus memperluas inisiatif untuk memperkuat akses pembiayaan perumahan bagi seluruh lapisan masyarakat.Upaya itu dilakukan tidak hanya melalui KPR FLPP, tetapi juga melalui pengembangan produk pembiayaan mikro perumahan yang menyasar masyarakat berpenghasilan tidak tetap atau pekerja sektor informal.Skema itu membantu masyarakat melakukan renovasi atau perbaikan hunian agar lebih layak huni dan dapat dijadikan sebagai tempat usaha, sekaligus membuka akses ke pembiayaan yang aman dan terjangkau.Pada 1 Juni 2025, program mikro perumahan atau Griya Tunas menjadi salah satu capaian program 3 juta rumah. Griya Tunas diharapkan menjadi salah satu solusi backlog kelayakan hunian yang berdasarkan data Susenas BPS 2024 yang berjumlah 25,3 juta.Sepanjang tahun 2025, SMF bersama lembaga keuangan telah menyalurkan pembiayaan mikro perumahan atau Griya Tunas sebanyak 36.545 rumah dari target yang diberikan pemerintah sebesar 50.000 rumah yang mendapatkan akses pembiayaan renovasi hunian.