Baru Digelar, MilkLife Soccer Challenge Malang Sudah Diserbu 120 Sekolah Dasar

Wait 5 sec.

Para pemain sedang bertanding di MilkLife Soccer Challenge Malang Seri 1 2025/26. Foto: Dok. MilkLife Soccer ChallengeMilkLife Soccer Challenge (MLSC) untuk pertama kalinya hadir di Malang pada Seri 1 2025/26. Sambutannya langsung luar biasa, tak kurang dari 120 Sekolah Dasar ikut berpartisipasi. Ajang yang diinisiasi MilkLife dan Djarum Foundation itu menarik minat begitu besar, hingga jumlah pesertanya melampaui ekspektasi penyelenggara. Heri, Head Coach MLSC Malang, menyebut antusiasme sekolah-sekolah di Kota Malang benar-benar berbeda dari kota lain yang pernah menyelenggarakan MLSC lebih dulu.“Kalau menurut saya, antusias di Kota Malang ini sangat besar sekali. Soalnya di sini baru pertama kali milik MilkLife Soccer Challenge diselengarakan di Malang. Sekolah-sekolah SD disini juga sangat bersemangat untuk ikut," ujar Heri di Stadion Gajayana, Malang, Sabtu (15/11).Pada seri perdana ini, sebanyak 120 SD dan MI langsung mendaftar. Angka tersebut dua kali lipat lebih banyak dibanding kota lain yang biasanya hanya mencapai sekitar 60 sekolah saat pertama kali menggelar MLSC.Lonjakan peminat yang luar biasa ini bahkan membuat sejumlah sekolah harus gigit jari karena tak bisa mengikutsertakan anak-anak didiknya.“Ini baru tahun pertama sudah lebih dari 120 sekolah yang ikut. Bahkan, ada beberapa sekolah yang mau ikut, tapi sudah kehabisan kuota. Soalnya sudah ada babak kualifikasi juga, jadi tidak mungkin terlalu banyak semua bisa ikut. Mungkin tahun depan pasti ada kesempatan lagi,” kata Heri.Para peserta MilkLife Soccer Challenge Malang Seri 1 2025-2026 saling berjuang membantu timnya merebut kemenangan saat bertanding di Stadion Gajayana, Sabtu (15/11/2025). Foto: Dok. MilkLife Soccer ChallengeTotal, sebanyak 1.918 anak ikut ambil bagian dalam MLSC Malang. Mayoritas dari mereka adalah pemain pemula yang baru mengenal sepak bola untuk pertama kalinya. Namun, Heri menilai potensi pemain putri Malang sangat besar dan patut terus dibina lewat event seperti ini.“Ada 1.900 anak yang mau main bola untuk sekelas cewek, jadi saya lihat memang kemampuannya pemain ini kan masih rata-ratanya masih pemula mungkin untuk tahun berikutnya akan lebih bagus," ucap asisten pelatih Timnas Wanita Indonesia U-16 itu.Selain turnamen utama 7 vs 7, MLSC juga menampilkan berbagai ajang pengembangan skill seperti Skill Challenge yang berisi lima tantangan, yaitu Dribbling, Passing & Control, Penalty Shoot, Shoot on Target, dan 1 on 1. Ajang ini membantu pelatih menilai kemampuan dasar para peserta secara individu.“Skill challenge itu sangat bagus sekali karena ada dribbling, ada shooting dan itu bisa menunjukkan kemampuannya skill individunya," ujar Heri.Tingginya peminat MLSC Malang disebut Heri sebagai sinyal kuat bahwa sepak bola wanita di kota ini siap berkembang pesat.“Untuk antusiasme awal di Malang sangat tinggi sekali dibanding kota lain. Di Malang langsung lebih dari 120 sekolah. Makanya event seperti ini pasti akan lebih bagus untuk pemain perempuannya untuk Malang," ucap Heri. Peserta mengikuti Festival Seneng Soccer sebagai salah satu mata kegiatan dalam rangkaian MilkLife Soccer Callenge Malang Seri 1 2025-2026. SenengSoccer adalah upaya untuk menumbuhkan kecintaan siswi usia dini menggeluti sepak bola. Foto: Dok. MilkLife Soccer ChallengeSelama ini, Malang sudah dikenal sebagai kota sepak bola, khususnya untuk pria. MLSC menjadi momentum penting untuk mendorong kultur tersebut merambah sepak bola wanita.“Malang sudah dikenal dengan kota sepak bola bagi yang putra. Kalau yang putri, jika sudah ada event seperti ini pasti akan lebih bagus. Kita akan lebih banyak juga cari bibit-bibit dari Malang," tutur Heri.Di antara banyaknya kota penyelenggara MLSC, Heri tak ragu menyebut Malang sebagai salah satu yang paling menjanjikan.“Ya kalau menurut saya potensinya sangat besar sekali daripada kota-kota lain. Kalau untuk secara antusias, kita oke, malah paling oke," tutup Heri.