5 Hukum Dasar Kimia yang Jadi Fondasi Berbagai Eksperimen

Wait 5 sec.

Ilustrasi eksperimen kimia di laboratorium sekolah (Freepik)YOGYAKARTA - Hukum dasar Kimia merupakan konsep penting yang harus dipahami oleh setiap siswa yang mempelajari ilmu Kimia. Dalam kima, berbagai perhitungan melibatkan zat atau materi berukuran sangat kecil. Hukum dasar Kimia berfungsi sebagai pedoman agar perhitungan dan analisis dilakukan dengan tepat.Berikut akan dibahas 5 hukum dasar Kimia yang menjadi fondasi dalam berbagai eksperimen dan teori Kimia modern. Kelima hukum tersebut meliputi hukum kekekalan massa, hukum perbandingan tetap, hukum perbandingan berganda, hukum perbandingan volume, dan hipotesis Avogadro. Berikut penjelasannya.Hukum Dasar Kimia Hukum dasar Kimia membantu menentukan rumus kimia zat dan menjelaskan hubungan antarunsur dalam reaksi Kimia. Melalui hukum-hukum ini, ilmuwan mampu memahami bagaima atom-atom berinteraksi dan membentuk senyawa.Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lomonosov-Lavoisier)Hukum kekekalan massa pertama kali dijelaskan oleh ilmuwan Rusia bernama Mikhail Lomonosov pada 1748. Dalam eksperimennya, ia menunjukkan bahwa pelat timah yang dipanaskan dalam wadah tertutup tidak mengalami perubahan massa.Teori tersebut kemudian disempurnakan oleh Antoine Lavoisier pada 1765. Lavoisier menimbang massa zat sebelum dan sesudah reaksi Kimia. Ia menemukan bahwa dalam sistem tertutup, massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)Hukum ini dikemukakan oleh Joseph Proust pada 1797 setelah melakukan serangkaian eksperimen terhadap berbagai senyawa. Proust menemukan bahwa setiap senyawa selalu tersusun dari unsur-unsur dengan perbandingan massa yang tetap.Misalnya, hidrogen dan oksigen selalu membentuk air dengan perbandingan massa 1:8, tidak peduli seberapa banyak gas yang digunakan. Temuan ini membuktikan bahwa setiap senyawa memiliki komposisi kimia yang konstan.Hukum Perbandingan Berganda (Hukum Dalton)John Dalton, seorang ilmuwan asal Inggris, mengembangkan hukum ini berdasarkan hasil eksperimen Proust. Ia menemukan bahwa jika dua unsur membentuk lebih dari satu senyawa, maka perbandingan massa salah satu unsur yang bergabung dengan massa tetap unsur lainnya merupakan bilangan bulat sederhana.Sebagai contoh, dalam nitrogen dioksida dan nitrogen monoksida, perbandingan massanya adalah 2:1. Hukum ini memperkuat teori atom Dalton yang menyatakan bahwa unsur terdiri atas partikel-partikel kecil tak terbagi.Hukum Perbandingan Volume (Hukum Gay-Lussac)Hukum ini ditemukan oleh Joseph Louis Gay-Lussac pada 1808. Ia menyatakan bahwa pada suhu dan tekanan yang sama, volume gas-gas yang bereaksi dan gas hasil reaksi berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana.Contohnya, dua volume gas hidrogen bereaksi dengan satu volume gas oksigen membentuk dua volume uap air. Hukum ini menjadi dasar penting dalam memahami reaksi gas dan memperkuat konsep bahwa partikel gas memiliki sifat proporsional terhadap volumenya.Hipotesis AvogadroAmedeo Avogadro pada 1811 mengemukakan bahwa pada suhu dan tekanan yang sama, volume gas yang sama mengandung jumlah molekul yang sama pula. Ia juga menegaskan bahwa partikel unsur tidak selalu berupa atom tunggal, melainkan dapat berbentuk molekul dengan dua atom atau lebih.Contohnya, dua molekul hidrogen bereaksi dengan satu molekul oksigen menghasilkan dua molekul air. Hipotesis ini kemudian menjadi dasar bagi perhitungan jumlah partikel dalam satu mol zat yang dikenal dengan bilangan Avogadro.Demikian 5 hukum dasar Kimia dan penjelasannya. Dengan memahami hukum dasar kimia, siswa dapat memahami konsep perhitungan dan reaksi kimia dengan lebih mudah.