Presiden AS Donald Trump bertemu dengan Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa di Riyadh, Arab Saudi, Rabu (14/5/2025). Foto: Saudi Press Agency via REUTERSPertemuan antara Presiden Suriah Ahmad al-Sharaa dan Presiden Donald Trump tengah berlangsung, di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat (AS), Senin (10/11). Ini adalah pertemuan bersejarah, sebab, al-Sharaa adalah Presiden Suriah pertama yang mengunjungi Gedung Putih. "Presiden Suriah sudah tiba di Gedung Putih, pertemuan dengan Presiden Trump tengah berlangsung," kata Gedung Putih dalam statemennya. Tapi, tak seperti biasanya. Pertemuan ini digelar tertutup, dan media tak diperkenankan meliput.Figur al-Sharaa juga menarik diulas. Sebab, ia sempat jadi bagian musuh-musuh utama AS. Ia adalah pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang sempat dimasukkan ke dalam daftar teroris global oleh Kemenlu AS pada 2014, namun dicabut 2025. HTS juga disebut punya afiliasi dengan Al-Qaeda. Pada Sabtu (8/11), AS secara resmi menghapus al-Sharaa dari daftar teroris global. Keputusan ini mengikuti komentar penuh pujian Trump pada al-Sharaa. "(al-Sharaa) telah melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Mereka (Suriah) ada di kawasan yang keras, dan dia itu orang kuat. Tapi, saya bisa bekerja sama dengannya, banyak progres yang ia sudah buat untuk Suriah," kata Trump pekan lalu. Sejak menggulingkan rezim al-Assad, al-Sharaa mencoba mentransformasikan Suriah menjadi lebih moderat. Ia ingin menghapus masa lalu Suriah yang penuh kekerasan. Contohnya, pada Maret 2025, ia menunjuk Hind Kabawat yang punya latar belakang Kristen jadi Menteri Sosial dan Tenaga Kerja. Selain itu, ia juga menunjuk Mohammed Yosr Bernieh yang dipercaya sebagai Menteri Keunagan, dan Murhaf Abu Qasra serta Asaad al-Shibani, yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan kembali mengisi posisi yang sama.Dua menteri itu adalah sisa-sisa dari rezim al-Assad.al-Sharaa juga meneken perjanjian penting. Mereka akan bergabung dengan AS dalam operasi militer menumpas ISIS. Selain itu, al-Sharaa juga setuju dengan rencana AS membangun markas militer di dekat Damaskus. "Untuk mengkoordinasikan bantuan kemanusiaan, dan mengobservasi perkembangan antara Suriah dan Israel," kata seorang diplomat Suriah pada AFP. Imbalannya, al-Sharaa akan mendapat bantuan dana dari AS untuk membangun Suriah yang hancur akibat 13 tahun dilanda perang sipil. Buktinya, setelah tiba di Washington, al-Sharaa langsung bertemu dengan Pimpinan IMF Kristalina Georgieva berbicara soal kemungkinan bantuan itu.