Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Foto: Brendan Smialowski/AFPPresiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengeluarkan perintah untuk mengurangi tarif terhadap sejumlah bahan pangan impor pada Jumat (14/11). Kebijakan itu mencakup untuk daging sapi, pisang, hingga kopi.Gedung Putih menyebut bahwa pengurangan tarif tersebut bertujuan untuk memenuhi permintaan domestik terhadap kebutuhan komoditas yang tidak dapat diproduksi AS dalam jumlah banyak. Langkah itu ditujukan untuk menurunkan biaya bahan makanan karena pemerintah menghadapi tekanan dari pemilih untuk memotong harga barang sehari-hari.“Presiden menindaklanjuti janjinya untuk merundingkan kesepakatan perdagangan dan kemudian menyesuaikan pungutan sebagaimana diperlukan,” kata Seorang Pejabat Gedung Putih, dikutip dari Bloomberg, Sabtu (15/11).Komoditas kelapa, kacang-kacangan, alpukat, hingga nanas juga termasuk dalam ratusan barang yang mendapat pengecualian tarif Trump. Pembebasan tarif ini berlaku surut dan efektif mulai pukul 12.10 pagi waktu New York pada Kamis (13/11).Perwakilan Dagang AS, Jamieson Greer mengatakan bahwa rencana tersebut sesuai dengan strategi Trump untuk menciptakan pengecualian tarif bagi barang dan sektor utama.“Sekarang adalah waktu yang tepat, Anda tahu, melepaskan barang Ini adalah hasil alami dari apa yang diisyaratkan saat ini, dan itulah yang sedang dilakukannya hari ini,” ungkap Greer.Sebelumnya, Trump dan para pejabat senior AS telah menepis kritik bahwa kebijakan perdagangannya menambah biaya hidup, namun mengakui perlu adanya penyesuaian tarif.Harga Daging Sapi Meningkat Usai Kebijakan Tarif TrumpHarga daging sapi di AS sempat mendapat sedikit kelonggaran setelah Trump mengumumkan rencana meningkatkan impor dari Argentina. Namun, langkah ini langsung menuai protes dari peternak dan politisi Partai Republik dari negara bagian agraris. Saat ini, harga daging sapi terus naik hingga mencapai rekor tertinggi karena jumlah sapi di dalam negeri menyusut. Meski begitu, permintaan daging sapi terus meningkat, sehingga AS makin bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan pasar.Harga kopi juga melonjak tajam. Pasar berjangka bahkan mencatat rekor baru setelah tarif AS terhadap Brasil membuat perdagangan kopi kedua negara tersendat.Menurut asosiasi industri Brasil, Cecafé, pembelian kopi Brasil oleh AS turun lebih dari 50 persen dari Agustus hingga Oktober. Produksi kopi dalam negeri AS sangat kecil dan para petani lokal juga khawatir harga yang terlalu tinggi bisa menurunkan minat beli konsumen.Pejabat Gedung Putih menjelaskan perubahan kebijakan pada Jumat hanya mencabut tarif 10 persen. Artinya, tarif tambahan 40 persen tetap berlaku. Dengan demikian, tarif tinggi untuk ekspor kopi dan daging sapi masih tetap membebani pasar.***Reporter: Nur Pangesti