Fitur FSD Tesla yang diawasi akan segera dikenalkan di Korea Selatam. (Foto: Tesla Korea)JAKARTA – Elon Musk kembali menjadi sorotan setelah mengejek jumlah armada robotaksi milik Waymo "Rookie numbers" istilah gaul yang sering kali dipakai sebagai tanda kurangnya pengalaman di akun X miliknya. Sementara teknologi Full Self-Driving (FSD) Tesla sendiri dinilai masih belum mencapai level otonom penuh seperti yang berulang kali ia janjikan.Dilansir Electrek, Jumat, 14 November, selama beberapa tahun terakhir, Musk kerap menyebut bahwa FSD akan terselesaikan pada akhir tahun ini atau tahun depan. Namun hingga kini, realisasi tersebut belum terwujud, dan sejumlah analis mulai menilai bahwa optimisme Musk terlalu jauh dari kondisi teknis di lapangan.Tesla diketahui telah menjalankan layanan robotaksi terbatas di Austin, Texas. Akan tetapi, kendaraan tersebut tetap menggunakan pengemudi cadangan di kursi depan untuk mengambil alih kemudi bila diperlukan.Sementara itu, Waymo justru mengoperasikan lebih banyak kendaraan yang sepenuhnya otonom tanpa pengemudi di dalam kabin. Data operasional menunjukkan bahwa armada Tesla masih sangat terbatas, hanya puluhan unit di Austin dan ratusan dalam uji coba di Bay Area.Sebaliknya, Waymo mengoperasikan sekitar 2.500 kendaraan. Meski begitu, Musk tetap menilai jumlah tersebut sebagai angka pemula. Perbandingan tingkat kecelakaan juga memunculkan pertanyaan.Robotaksi Tesla tercatat hampir dua kali lipat lebih sering terlibat insiden dibandingkan kendaraan Waymo. Di sisi lain, laporan keamanan Tesla dinilai memiliki beberapa kelemahan metodologis, seperti hanya mencatat kecelakaan yang memicu airbag serta dominasi penggunaan FSD di jalan tol yang secara statistik lebih aman.Selain itu, banyak pengguna memilih mematikan sistem saat cuaca buruk atau kondisi jalan sulit, sehingga kecelakaan yang terjadi saat mereka mengambil alih secara manual tidak tercatat dalam evaluasi performa FSD.Dalam sejumlah kesempatan, Musk menegaskan bahwa Tesla berada jauh di depan pesaing dalam pengembangan kendaraan otonom. Tesla juga semakin gencar menyebarkan klaim menyesatkan tentang sistem “Full Self-Driving” yang lebih aman daripada manusia.Namun perbandingan publik menunjukkan situasi sebaliknya, di mana armada Waymo lebih besar, lebih matang, dan benar-benar beroperasi tanpa pengemudi. Perbedaan antara klaim dan performa aktual di lapangan ini memicu perbincangan di industri mobil otonom mengenai sejauh mana optimisme perusahaan sejalan dengan realitas kemampuan teknologinya."Saya pikir dia terkadang benar-benar yakin Tesla hampir menyelesaikan masalah otonomi, tetapi di saat yang sama, dia bersedia melewati batas dan menyesatkan orang dengan berpikir Tesla lebih maju daripada yang sebenarnya," tulis opini redaksi perihal FSD ini.