Kelompok militan Hamas. (Hassan Alzaanin/TASS)JAKARTA - Tim mediator senior Mesir berada di Gaza untuk berunding dengan para pejabat Hamas mengenai ratusan militan yang terjebak di terowongan di wilayah yang dikuasai Israel di sana, ungkap beberapa sumber kepada The National.Mereka mengatakan para mediator dan Hamas juga sedang membahas fase kedua rencana perdamaian Gaza Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang dimulai dengan gencatan senjata pada 10 Oktober dan pertukaran sandera dengan tahanan.Sumber Hamas di Beirut mengonfirmasi kepada The National, negosiasi untuk menyelesaikan kebuntuan mengenai para pejuang yang terjebak di terowongan di Gaza selatan terus berlanjut.Para pejuang tersebut terjebak di belakang "Yellow Line", yang menjadi tujuan pergerakan pasukan Israel ketika gencatan senjata mulai berlaku."Ada mediasi AS yang dipimpin oleh utusan Trump, Jared Kushner, dan juga ada kontak mengenai masalah yang melibatkan Kairo dan Ankara," kata sumber tersebut, dilansir dari The National 13 November.Gencatan senjata yang ditengahi oleh AS bersama sekutu-sekutunya, Mesir, Qatar dan Turki, berlaku mulai 10 Oktober.Sumber Hamas mengatakan, cara pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menangani para pejuang yang terjebak "akan memengaruhi peluang keberhasilan dimulainya negosiasi tahap kedua dari rencana Presiden Trump".Tahap kedua mencakup pelucutan senjata Hamas, pembentukan komisi teknokrat Palestina non-partisan untuk mengelola urusan sehari-hari di Gaza, dan kehadiran pasukan internasional untuk menjamin keamanan di jalur pantai tersebut.Sumber Hamas menuduh Netanyahu menggunakan tekanan dari sekutu sayap kanannya di pemerintahan sebagai alasan untuk mengambil posisi garis keras dalam isu-isu terkait Gaza, termasuk para pejuang yang terjebak."Beberapa suara Zionis telah menyerukan untuk membunuh mereka yang terjebak dan tidak mengizinkan mereka meninggalkan terowongan di wilayah selatan Rafah," kata sumber tersebut.Sementara sumber yang berbicara kepada The National pada Hari Selasa menolak untuk berkomentar mengenai apakah negosiasi telah mencapai kemajuan, hanya mengatakan Mesir menentang saran agar para pejuang menyerah dan diberikan jalan keluar yang aman dari Gaza untuk hidup di pengasingan di luar negeri."Mereka setuju untuk menyerahkan senjata mereka tetapi menolak untuk meninggalkan Gaza," kata salah satu sumber tentang posisi para pejuang yang terjebak."Tim Mesir bekerja di Gaza dalam koordinasi yang mendalam dan tingkat tinggi dengan AS dan Israel," tandasnya.Sumber-sumber tersebut mengatakan, para pejuang yang terjebak telah dapat berkomunikasi dengan para pemimpin mereka baru-baru ini, tetapi tidak mau menjelaskan bagaimana caranya.Mereka mengatakan, meskipun Israel mampu menghancurkan terowongan tempat para pejuang bersembunyi, Israel enggan melakukannya karena takut dianggap sebagai pihak yang melanggar gencatan senjata.